Wednesday, December 19, 2012

kenapa kami memilih sekolah itu?

Sepertinya gara-gara saya pernah menulis note di Facebook tentang betapa bingungnya saya menentukan pilihan sekolah untuk Bodhi si sulung, maka beberapa teman yang saat ini mengalami kebingungan yang sama dengan yang saya alami dulu sepertinya mengingat hal itu dan bertanya kepada saya mengapa akhirnya saya memutuskan memilih sekolah Bodhi yang sekarang dari sekian banyak sekolah dan sekian banyak kriteria yang saya tetapkan (oh yeaaa mungkin banyak memang yang dulu menganggap saya lebay soal memilih sekolah, sampe nulis note segala haha). Apalagi saya mungkin keliatan adem-adem saja semenjak Bodhi bersekolah disana. Ternyata dijadikan acuan oleh orang lain itu berat bebannya saudara-saudara. Walaupun saya sesungguhnya tak pernah berpromosi, kalau saja menyebutkan beberapa kenyamanan yang saya dan Bodhi rasakan masih tetap mau dianggap berpromosi, yah apa boleh buat. Tapi sekalipun saya tak pernah memaksa apalagi mengajak secara halus ataupun terang-terangan untuk bersekolah disana. Karena saya sendiri tahu dan merasakan, yang dikatan bagus oleh orang lain belum tentu sesuai dengan kebutuhan kita, dalam hal apapun! Bukan hanya soal pilihan sekolah.
Dengan begitu banyak pilihan sekolah saat ini, justru menurut saya bukan memudahkan tapi makin membingungkan. Yang ini menyatakan berstandar international, yang itu menyatakan sekolahnya dijalankan dalam lingkungan religius, yang disini bilang sekolahnya sekolah Holistik, yang disitu bilang sekolahnya adalah sekolah alam. Pusing? Tentu!! Apalagi untuk semua itu biayanya tidak ada yang murah. Walau murah mahal itu relative, tapi disini tetap saja berlaku ada harga ada rupa. Maka dari itu saya menempatkan kriteria biaya bukan yang utama, tanpa bermaksud sombong atau serasa tak kekurangan uang, tapi saya mengerti sekali untuk sekolah yang baik itu perlu biaya terutama untuk kesejahteraan gurunya dan menjaga kenyamanan lingkungan sekolahnya. Sekolah yang nyaman itu bukan saja yang fasilitasnya mewah lho, tapi termasuk juga yang keamanannya baik (perlu biaya untuk bayar gaji satpam, untuk pasang CCTV,dsb). Sekolah yang nyaman itu termasuk juga sekolah yang terjaga kebersihannya (perlu biaya perawatan  bukan?). Tapi, walaupun bukan kriteria nomor satu, tapi tetap masuk dalam daftar kriteria saya, karena tidak mungkin saya memaksakan diri masuk ke sekolah yang uang bulanannya lebih besar dari pendapatan kami per bulannya.
Jadi sekarang-sekarang ini kalau ada yang bertanya, mengapa saya memilih sekolah itu? Saya jawab, karena sekolah itu memenuhi beberapa point dalam kriteria yang kami tetapkan. Oh kenapa tidak mencari sekolah yang memenuhi semua kriteria?? Ya, kalau saya ngotot seperti itu anak saya bisa-bisa nggak sekolah TK dong :D Memangnya ada yang sempurna? Setidaknya sempurna menurut perkiraan kita?
Atau jika ada yang nembak langsung: Memangnya sekolahnya bagus ya? Maka saya akan balik bertanya, kriteria bagus untuk kamu sebagai orangtua dan juga menurutmu akan bagus untuk anakmu, apa? Karena mungkin kriteria kita berbeda.
Jadi kriteria kami apa, dong? Ini dia, kalau ada yang ngotot pengen tahu :)
1. Jarak tempuh dari rumah tidak terlalu jauh, maksimal 30 menit dengan kendaraan. Anaknya masih TK lho ini, lain urusan kalau sudah SMU bahkan kuliah. Mau ke luar negeri ya saya juga ijinkan asal memang ada dananya :D Atau dia bisa mengusahakan beasiswa untuk dirinya sendiri. Dengan memasukkan kriteria jarak saya sudah mempersempit pilihan dari sekian banyak pilihan.
2. Lingkungan sekolah termasuk keamanannya, kapabilitas guru-gurunya, suasananya yang menyenangkan (dimana-mana kalau hati senang, apapun mudah dipelajari kan? Bukan hanya yang science, math, dsb, tapi pendidikan tentang disiplin dan tata tertib pun akan lebih mudah menempel).
Tapi sekolah yang nyaman bukan berarti saya senang lho kalo anak kami lebih memilih tinggal di sekolah daripada pulang ke rumah, waduh kalo itu terjadi kami langsung merasa gagal menciptakan rumah yang nyaman untuk anak-anak saya.  Idealnya bagi kami, saat di sekolah dia senang, saat waktunya pulang diapun merasa senang tidak terpaksa atau sebaliknya saat harus ke sekolah dia merasa senang bukan karena dipaksa.
3. Biaya. Karena kami bukan bayar uang sekolah pakai daun, maka sudah pasti biaya ini masuk kriteria. Karena sudah terbukti, walaupun ada harga ada rupa, tapi yang mahal sekali belum tentu yang terbaik dan sesuai kebutuhan kita.

Sudah, itu saja kriteria kami. Tidak ada kriteria sekolah agama nya? Tidak ada :) Kenapa? Jangan banyak bertanya ke saya kalau soal agama, karena agama bagi saya individual sekali, jadi biarkan kami saja yang tahu alasannya.

Bagaimana dengan bahasa pengantar di sekolah? Sekali lagi kami punya pemikiran sendiri. Jika sekarang Bodhi bersekolah di tempat yang berbahasa utama bahasa Inggris, bukan sok-sok an ya. Karena Bahasa tidak masuk dalam kriteria sewaktu memilih sekolah, seandainya sekolahnya berbahasa Bali utamanya, tapi kalau ternyata dia masuk semua kriteria kami di atas, maka kami akan masukkan Bodhi kesana :) Ketemunya yang pas, ya kebetulan yang berbahasa Inggris. Kebetulan juga Bodhi sudah terbiasa mendengar percakapan dalam bahasa Inggris. Di rumah dia terpapar bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, sedikit mandarin, sedikit bahasa Bali, Jadi kalau sekolah yang masuk kriteria itu berbahasa Rusia misalnya, hmmmm kami masih akan berpikir ulang. Lha nanti kalau dia ada nyerocos bahasa Rusia, gimana saya menanggapinya ??? Jadi kalau dibilang kami tidak Nasionalis, nah di rumah kami berbahasa Indonesia kok, dan Bodhi juga berbahasa Indonesia. Sementara di sekolah, dia akan nyerocos berbahasa Inggris. Sekali lagi, kalo dia bisa paham selain dari Bahasa Indonesia, kenapa tidak? Dengan neneknya kadang-kadang diajak berbahasa Bali atau ketemu nenek Palembang, diajak berbahasa Palembang atau mandarin.

Nah balik lagi kepada banyak teman-teman yang bertanya. Ada yang akhirnya ikut sekolah di tempat yang sama, ada yang puas banget ada juga yang sedikit merasa melenceng dari sekolah ideal sesuai kriterianya. Dari yang baru datang mencoba, ada yang merasa sreg tapi masih bingung apakah anaknya sudah betul-betul butuh bersekolah, dan ada juga yang langsung berkomentar, seperti rumah tidak seperti sekolah. Atau ada juga yang bilang, keci ya sekolahnya :) Jadi, dari sedemikian beranekaragam tanggapan, semakin membuat saya lebih berhati-hati dalam menjawab, mengapa saya memilih menyekolahkan anak disana. Alih-alih berpromosi atau membuat pembenaran atas pilihan saya, saya akan menyarankan si penanya untuk langsung datang ke sekolah, bertemu para staf pengajarnya, merasakan bagaimana suasana di sekolah dan hubungan antara guru dan murid. Tentunya sebelum datang, dia harus berbekal kriteria-kriteria sesuai kebutuhan orang tua dan si anak terutama. Berdasarkan pengalaman pribadi, ketika kita datang dengan kesiapan, klik atau tidaknya bisa langsung terasa di kesan pertama :) Tapi sebaiknya cari juga sekolah yang menyediakan kesempatan uji coba lebih dari sehari karena sehari bagi saya tidak cukup untuk merasakan 'feel' nya, dan juga bukan sekedar datang saat open house, dimana kebanyakan semua kondisi dan situasi sudah 'disiapkan ideal'. Oh ya, mengapa mesti sesuai kebutuhan, bukan berdasarkan yang katanya orang baik yang katanya orang bagus? Karena bagi saya pribadi, sekolah dan guru-gurunya adalah partner saya dalam mendidik anak, karena semakin dia besar dan semakin tinggi kebutuhannya akan sosialisasi selain keluarga intinya saya jujur mengakui ada hal-hal yang membuat saya butuh bantuan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan itu. Kami sadar kami bukan wonder parent, ada hal-hal dimana kami butuh bantuan. Tapi pendidikan utama tetap di pundak kami orangtuanya. Karena sejujurnya dari hati yang paling dalam, saya mengakui kalau saya lebih bangga jika anak saya bisa sesuatu karena dia tahu terlebih dulu tahu dari orangtuanya. Saya lebih merasa terhormat sebagai orangtua, ketika dia bisa bersikap baik karena dia belajar dari orangtuanya. Sekolah hanya melengkapi dan menguatkannya, makanya kami tidak mencari sekolah yang justru memporakporandakan pondasi yang sudah susah payah kami bangun dari rumah. Kami mencari partner yang menguatkan bukan mencari tempat dimana kami bisa menitipkan anak hanya demi sekedar bebas sejenak dari tanggung jawab mendidiknya.
Semoga pilihan kami tidak salah. Dan jikapun ternyata salah, kami akan mengakuinya dengan besar hati karena ini pilihan kami bukan berdasarkan provokasi orang lain. Jadi tidak mungkin mencari kambing hitam kan? Berkurang secuil dosa kami :)

Saturday, October 13, 2012

Ulang Tahun

Entah kenapa ya, sejak masuk usia kepala 3 saya ngerasa ulang tahun itu 'beban'. Bukannya nggak bersyukur sudah dikasi kesempatan sampai sejauh ini. Tapi beban itu hubungannya dengan perayaannya. Kalo sebelum-sebelumnya, mendekati ulang tahun itu urusannya nggak jauh-jauh dari mau traktir siapa dan dimana, atau mau ngapain pas ulang tahun bersama siapa atauuuu pengen kado apa? Yagitudehhh berhubung saya bukan seorang yang punya resolusi ulang tahun (terkadang saya ngerasa diri saya ini terlalu santai tak bertarget), saya jarang sekali hmmm bahkan nggak pernah deh kayaknya meniatkan di usia sekian harus sudah jadi begini-begitu atau sudah punya ini dan itu.
Seperti halnya perlakuan kepada diri sendiri di saat ulang tahun, maka untuk orang lain pun saya berbuat yang sama, kalau ada anggota keluarga atau teman yang berulang tahun, saya sudah sibuk mikirin mau kasi kado apa, mau kasi ucapannya yang seperti apa supaya nggak pasaran dan berkesan. Bahkan untuk keluarga terdekat saya sering menyiapkan acara ulang tahun mereka. Bagi saya ulang tahun adalah sebuah perayaan dengan makan-makan dan kumpul-kumpul, saling kasi kado.
Nah makin kesini, makan nambah usia, saya merasakan sebuah penurunan semangat perayaan ulang tahun yang seperti itu. Saya malah ngerasa agak shock kalo ulang tahun, hah udah umur segini??? Udah ngapain aja?? Kok rasanya cepet banget waktu ya, kadang sejujurnya saya ngerasa saya belum waktunya umur segini. Hahaha ini sih namanya penyangkalan penuaan diri ya.
Dan akibatnya dari perasaan ini, sudah bertahun-tahun saya sangat jarang memberi ucapan selamat ulang tahun kepada teman-teman di FaceBook yang statusnya hanya sekedar teman tanpa pernah bertegur sapa intens. Eh padahal mestinya moment ini yang saya manfaatkan untuk bertegur sapa lagi ya, tapi kok ngeliat time line mereka yang penuh dengan ucapan selamat ulang tahun, saya jadi mengurungkan niat. Yah kadang aja kalo lagi rajin, saya like aja salah satu ucapan selamat ulang tahun dari temannya teman saya hehehe itu sih tetep males ya namanya. Tapi saya tetap berdoa dalam hati, semoga berbahagia selalu ya temanku :) Tapi nggak berlaku sih buat mereka yang tetap intens berkomunikasi dengan saya. Saya menyempatkan diri memberi ucapan selamat dengan kata-kata yang standar tapi sangat bermakna buat saya pribadi. Semoga selalu berbahagia setiap saat. Bahagia itu bisa apa saja kan, dan tentu standar bahagia tiap orang berbeda, dan itu yang saya harapkan bagi mereka yaitu berbahagia dalam kondisi apapun yang mereka sedang alami sekarang. Dan untuk mereka yang saya anggap dekat, saya kasi ucapannya nggak di TimeLine FB nya, tapi saya lebih suka mengirimkan email pribadi. Atau kalau saya punya messanger id nya, saya sapa langsung saja, atau saya sms kalo temen saya itu nggak aktif di FB. Kalau untuk anggota keluarga dekat, saya tetap berusaha bicara langsung, untuk yang lokasinya jauh ya lewat telpon :)
Dan perasaan ini juga yang bikin saya nggak mau ngasi tanggal ulang tahun saya ke FB. Saya bukan tipe yang menyembunyikan umur kalo ditanya, bukan artis ini hehehe. Cuma saya 'malas' menerima ucapan selamat ulang tahun bertubi-tubi hanya karena muncul notification di FB. Berartti mereka nggak inget saya karena saya orang yang berkesan buat mereka, hehehe sebel ya dengan perasaan saya ini?? Ya mau gimana lagi, jujurnya memang begitu. Dan bukan sombong, makin kesini saya nggak ngerasa senang dikasi ucapan selamat ulang tahun (walaupun mungkin yang menuliskan itu memang bersungguh-sungguh ya tidak sekedar wajib setor ucapan hanya untuk dianggap peduli). Saya nggak terlalu gimana gitu dengan ucapan setahun sekali ini, jadi kalo ada yang nggak ngasi ucapan saya malah nggak ngerasa beban hutang harus inget juga ngasi ucapan ke dia saat ulang tahunnya. Apaseeeh kok jadi itung-itungan. Saya sendiri juga sempat ngerasa nggak enak ati lho dengan perasaan saya ini. Kok saya jadi manusia hitung-hitungan, hanya untuk ucapan selamat ulang tahun. Padahal dulunya (sampe sekarang sih masih tersisa sih) saya ini termasuk pengingat ulang tahun teman dan saudara saya lho. Tapi belakangan ini saya sering mengabaikan saja kalau mereka nggak deket-deket banget. Cumaaaa dulu juga saya sudah hitung-hitungan ternyata. Saya BERHARAP ulang tahun sayapun diingat. Dan ketika mereka lupa, saya KECEWA. Nah begitu saya ketemu dengan kesimpulan ini, saya merasa lega. Dulu saya sudah menimbulkan penderitaan bagi diri saya sendiri. Sekarang saya sudah membuat sederhana kehidupan saya. Saya hanya melakukan sesuatu yang saya senangi, termasuk memberi ucapan kepada siapa saja yang memang mau saya salami, jadi saya rela jika seandainya tidak diingat ulang tahun saya oleh mereka yang saya kasi ucapan, karena saya senang memberinya ucapan dan doa bukan karena kewajiban semata. Dan itu ternyata menenangkan jiwa saudara-saudara hehehe.
Perubahan pandangan mengenai ulang tahun juga membuat saya menyederhanakan doa ulang tahun saya. Bagi diri sendiri maupun bagi mereka yang saya salami. Saya hanya ingin mereka bahagia setiap saat. Nggak ada lagi itu, semoga hidupmu bermakna setelah ulang tahun (berarti sebelumnya nggak bermakna??), semoga dikarunia panjang umur (panjang umur tapi sakit-sakitan apa bahagia?), semoga tercapai yang dicita-citakan (ah kalau yang itu saya pribadi malah pengennya tercapainya nggak setahun sekali, kalo bisa saat ini aja gak usah nunggu ulang tahun hihihi) dan bla bla bla. Saya hanya ucapkan semoga berbahagia. Karena bahagia itu, sehat jasmani rohani sudah termasuk, perasaan tercukupi walaupun cita-cita setinggi langitnya belum terkabul adalah bahagia yang sebenar-benarnya.
Eh tapi, kalau saya merasa cukup dengan ucapan singkat padat itu, belum tentu yang nerima ngerasa begitu dong ya. Mana tahu mereka inginnya didoain yang panjang lebar. Ya itu nggak bisa saya kontrol sih hihihi, Yang jelas semoga mereka tahu, saya memberi ucapan dengan energi sukacita yang sesungguhnya lho, saya BENAR-BENAR ingin doa saya itu berhasil di mereka. Jadi yang tidak saya kasi ucapan ulang tahun langsung, yaaa mungkin bagi mereka HANYA berupa like di FB, atau saya berucap dalam hati tanpa mereka bisa tahu, tapi saya sungguh-sungguh. Oh ok, mungkin ada yang bilang, apa susahnya ngetik HBD, panjang umur ya! Terkadang bagi beberapa orang itu sangat berarti lho! Yaaaa itulah seperti apa yang saya bilang, saya hanya mencoba menyederhanakan hidup saya. Toh sudah banyak kok yang kasi selamat, kalaupun saya memberi saya juga ingetnya karena lihat notofication di FB, biarlah ucapan saya menjadi lebih bermakna karena saya senang melakukannya. Nah buat yang memang senang mengetik ucapannya, ya monggo lho ya, selama melakukannya memang karena senang, bukan semata merasa wajib menulis :)
Belakangan ini temen-temen saya yang walaupun masih berkomunikasi tapi lupa sama ulang tahun saya,yaeyalah hari gini yang perlu diinget kan makin banyak dan makin kompleks, ingetnya saya ulang tahun kalau ada postingan cake yang di tag ke saya, oleh siapa lagi kalau bukan suami saya hehehe. Jadi seringnya udah telat beberapa hari gitu baru ada beberapa ucapan buat saya plus sorry sorry karena telat. Hey, sekedar kalian tahu teman-temanku yang baik, nggak perlu sorry, seriuuussaaan. Saya malah senang, udah lewat hari H masih didoakan, muahaahahaha. Itu namanya dapat doa setiap hari setidaknya selama seminggu ke depan :D
Ya begini deeeh, tulisan nggak jelas karena galau udah tua ngerasa belum berbuat apa-apa.
Selamat pagi.... (ayam tetangga mulai ribut, saatnya saya tidur lagi, luamayan kan ini hari minggu bisa lanjut tidur sampe siang. Kan katanya cukup tidur itu salah satu cara mencegah penuaan dini, ahuehuehuehuehe)

Friday, September 28, 2012

Jangan Bunuh Mimpimu

Beberapa hari ini sibuk banget di florist. Padahal Bodhi sedang liburan, pengennya ngisi liburan dia dengan banyak kegiatan kreatif supaya dia lupa dengan youtube. Soalnya, kalo udah nganggur nggak jelas mau ngapain, dia pasti keingetnya buka-buka youtube. Kadang nonton film, kadang liat-liat gambar pesawat, gambar angry bird, gambar apapun yang dia suka. Karena dia sudah mulai bisa mengetik sendiri apa yang dia mau cari, jadi makin seru kayaknya dia. Dan alarm mulai menyala nih, meminta saya mesti waspada. Nanti deh kalo rajin saya mau cerita gimana usaha-usaha saya untuk mengalihkan perhatian dia dari youtube, termasuk dengan bercerita. Saya kali ini pengen cerita tentang ketakutan saya sebagai ibu yang bekerja di rumah, bekerja sebagai ibu rumah tangga plus bekerja mencari uang supaya bisa sering jalan-jalan travelling, hehehe

Sebagai manusia, saya jujur membutuhkan sesuatu hal untuk menunjukkan eksistensi saya. Impian sederhananya sih saya ingin bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja, yang akhirnya adalah semua orang bisa berbahagia karena saya. Wah itu sih misi nya Bodhisatwa ya hahaha. Itu tujuan manusia sederhana, tapi karena saya masih manusia yang belum sederhana, masih complicated, maka saya masih ada keinginan menjadi sesuatu itu untuk memberi tahu pada dunia, bahwa saya ada :D Singkatnya, impian saya adalah lulus kuliah bisa bekerja di tempat sesuai idaman. Pengen nunjukin ke orang-orang, kalo ditanya kerja dimana? Begitu saya sebut nama perusahaannya, kebanyakan orang-orang tahu itu dimana. Sebagai manusia yang sebaiknya adalah selalu bersyukur, maka saya mengatakan, hampir semua tempat yang saya inginkan bisa bekerja, bisa saya dapatkan, walau untuk mendapatkannya selalu ada penunda yang seringnya disebut kegagalan, tapi di belakang hari saya baru bisa menyebutnya hanya sebuah pencapaian yang tertunda, masalah waktu. Sesuai jurusan kuliah, tentu dong saya yang dulu naif itu (sekarang juga masih kadang naif sih) maunya bekerja sesuai jurusan kuliah. Akhirnya sayapun selalu bekerja di bidang IT, tukang komputer lah. Dan seiring berjalannya waktu, saya kemudian menyadari disana bukan passion saya. Akhirnya saya ya jadi begitulah, kalo ada problem, bukannya semangat mencari troubleshooting tapi malah berkeluh kesah seperti tak bersyukur. Bodoh lah pokoknya. Bukan ide kreatif yang muncul, tapi seringnya mentok. Pas kerja di tempat terakhir, karena sudah ada suami, sering ngeluhnya sama suami sampe kadang nangis-nangis kalo mesti lembur atau kerjaan lagi banyak banget masalahnya. Cengeng memang. Tapi saya sadar  sebenarnya kalo itu nggak baik, nggak sehat. Kalau orang bilang cintailah pekerjaanmu, cintailah apa yang sudah kamu punya, sayapun sudah berusaha mencintainya sepenuh hati. Tapi cinta tak bisa dipaksakan bukan? Akhirnya sayapun mulai merencanakan mundur dari IT dan memilih apa sih yang saya suka. Saya tahu kalau saya ini suka sekali mendekorasi. Suka liat yang indah-indah (eh siapa sih yang nggak suka?) dan saya suka sekali bunga. Bisa betah saya browsing gambar-gambar rangkaian bunga atau dekorasi-dekorasi pesta yang dihias bunga. Apalagi kalau sudah mentok di programming, itu pelarian saya di kantor hihihihi. Dan suamipun tahu itu, maka dia selalu menyemangati untuk resign dan memulai sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan bunga, tapi saya yang masih takut. Takut tidak punya penghasilan sendiri lagi, males banget harus minta-minta ke suami untuk beli baju, sepatu, tas. Pengen bisa nabung dari duit sendiri juga dong, begitu konsep wanita mandiri ala saya hahaha. Tapi saya tidak sepenuhnya menolak usulan suami, sejak masih bekerja di tempat terakhir saya mulai menjalankan jualan bunga online, pede banget hahaha tanpa bekal pengetahuan bisnis, hanya hobi jualan. Apa aja yang halal saya jual hahaha, sampe sempet buka kantin di cubicle, jual cemilan juga jualan hardware dari toko komputer suami ke sesama teman, bahkan saking kreatifnya (eciyeee ngaku kreatif) jualan pake sistem komisi lho dan inget banget dulu teman-teman saya yang baik-baik itu ikut jualan, serius banget jualannya sampe pasang di status YM dan yang minat beli akhirnya temen-temennya yang nggak tinggal di Bali dan akhirnya mereka bingung sendiri dengan deliverynya hahaha. Oh ya bahkan jualan cemilan saya sampe buka cabang di tiap lantai, atas permintaan pelanggan dengan alasan biar nggak capek ke tempat saya. Dan tiap cubicle yang menjadi outlet biasanya menawarkan diri sendiri supaya cubiclenya dijadikan outlet cabang huahaha. Trus ditempel tulisan @yumart. Meja saya bahkan kadang jadi tempat meeting manager-manager sambil ngemil, mereka bikin kopi atau teh trus nongkrong deket meja saya sambil ngunyah cemilan. Ehtapi dari kabar terakhir, pas saya resign ada yang ikut-ikutan bikin snack corner, tapi akhirnya ditutup si boss besar. Gak boleh jualan di kantor katanya, duh kesian :( Ah jadi kangen teman-teman gara-gara cerita begini.
Menjalankan bisnis jualan bunga online sambil kerja kantoran, tetep nggak enak. Walaupun masih belum rame, tapi kalo ada pesanan saya jumpalitan sendiri karena biasanya orang order bunga itu mendadak. Maunya diantar hari itu juga. Duh, sampe semua orang di tokonya suami ikutan rempong mengurus delivery, sementara bunga sudah saya rangkai di tangga darurat kantor,bunganya beli dimana? Kebetulan dekat kantor ada supplier bunga potong, jadi pas jam istirahat beli bunga trus rangkai. Nanti karyawan suami mengambil ke kantor saya dan mengirimnya ke alamat, suami saya juga pernah kok kebagian tugas delivery, baik banget ya dia??? Suami siapa sih itu, qiqiqiqi
Walaupun sudah mulai membuka jalan untuk kerja di rumah saja (salah satu cita-cita kalo udah punya anak), saya tetap belum berani meninggalkan pesona gaji bulanan. Apalagi, si anak yang menjadi motivator belum kunjung datang dibawa burung bangau hehehe. Dan akhirnya ketika saat itu tiba, saya positive hamil Bodhi, yeayyy!! Dan keinginan resign tak terbendung lagi, apalagi saya pernah blated ovum sehingga gagal meneruskan kehamilan, maka saya tak mau kehilangan kesempatan lagi. Dan singkat cerita sayapun resign. Dan masuk ke tahap baru. Pengangguran yang mual-mual hahaha. Oh ya sementara masih bekerja saya juga sudah buka toko bunga di samping toko suami dengan satu karyawan. Yang sebenernya cuma jadi penunggu toko aja, karena 99 persen tetep saya yang kerja :( Tapi dia sih yang mau digaji dengan penawaran saya waktu itu. Memang ya, ada harga ada rupa :D Tapi lumayanlah biar ada yang nungguin. Tapi saya masih menganggap diri saya pengangguran tak berpenghasilan, karena toko masih sepi banget tapi saya nggak terlalu peduli karena saya sedang bahagia-bahagianya dengan kehamilan saya. Sayapun menjadi ibu hamil yang ceria hihihi. Tapi itu nggak bertahan lama dong, cuma sebulan saya udah nggak betah pengen kerja lagi tapi kali ini yang lebih santai, dan nggak sengaja (eh sengaja sih kayaknya) ngeliat lowongan kerja di koran kalau ada Sekolah national plus yang butuh guru komputer #heh komputer lagi? Lokasinya dekat rumah, sekolahnya keren dan tahu tidak menjadi guru itu adalah cita-cita pertama saya disaat teman-teman lain ingin jadi presiden atau business woman hahaha. iya lho, temen2 SD saya udah banyak yang nulis cita-citanya begitu. Jadilah saya mengajar dengan perut gendut dan sering jadi bahan pertanyaan anak-anak murid, lucu-lucu dan polos hehehe. Sampe akhirnya waktunya melahirkan, dan saya cuma dikasi cuti sebulan karena nggak ada guru pengganti katanya, trus saya milih resign aja deh soalnya setiap mau ngajar nggak tega ninggalin Bodhi walaupun hanya 2 jam. Oh ya karena saya kekeuh mau resign akhirnya ditawarkan ngajar part time, dan karena nggak tega juga ninggalin murid di tengah-tengah begitu akhirnya saya terima tawarannya. Sampe akhirnya habis tahun ajaran, saya bener-bener resign karena saya ngerasa nggak bertanggung jawab hanya kerja 2 jam,sementara untuk nyiapin bahan pelajaran di rumah aja rasanya udah gak ada waktu, kasian murid-muridnya hanya dapat materi asal-asalan dari gurunya.
Singkat cerita akhirnya resign, lalu apa kabarnya florist? Masih tersendat-sendat. Tapi karena saya sibuk ngurus anak, saya gak terlalu mempermasalahkan. Hanya kadang-kadang aja tiba-tiba kepikiran gimana mengembangkan florist. Tapi tetap lebih cenderung ke ngurus anak aja. Tapi seiring berjalannya waktu, begitu Bodhi makin gede juga saya mulai dapet order bunga pengantin, kecil-kecilan tapi seneng banget karena itu memang tujuan jangka panjang florist saya. Mulai kebuka jalannya. Ternyata itu awal yang baik, dari satu pemesan itu ternyata dia posting di weddingku.com karena dia puas dengan bunga saya. Katanya harganya reasonable, bunganya bagus dan mbak ayunya baik, ehm qiqiqiqi. Dia juga kasi no HP saya, jadi saya bisa deteksi kalo yang nanya dan minta penawaran langsung ke HP kemungkinan besar tahunya dari weddingku. Karena sebenernya kalo bukan karena terpaksa, saya tidak memberikan no HP saya kepada orang yang tidak saya kenal. Dan yang nemu postingan itupun bukan saya, tapi temen yang sedang merencanakan weddingnya nggak sengaja baca testimoni itu di forum. Saya bersyukur banget tentunya, sebuah awal yang baik kan untuk masa depan florist saya. Makin kesini, saya makin bersyukur, walaupun kebanyakan dekor kecil-kecilan atau support wedding (maksudnya pengantin udah dapet bunga dari WO tapi dia masih pengen nambah dan tahu sendiri harga dari WO itu mencekik leher, akhirnya mereka nyari florist di luar). Seringnya dapet yang begitu, walaupun figuran saya tetep happy. Pokoknya apapun yang saya dapet dari florist selalu saya syukuri dengan sukarela, heran kan? Nggak ada yang maksa, pokoknya selalu beryukur besar ataupun kecil dapetnya.
Dalam berbisnis atau pekerjaan apapun tentunya selalu ada tantangannya. Dan tantangan terbesar yang saya rasakan saat ini adalah soal karyawan. Sudah disayang-sayang ngga pernah ngomel, batas bawah gaji adalah upah minimum rata-rata, bonus dan lemburnya ada tapi seringnya susah banget dapetnya. Ada sih yang bertahan, dan umumnya yang bertahan ya memang yang baik-baik juga. Mungkin diseleksi alam ya, hanya yang baik dikasinya :) Tapi manusia kan serakah ya seringnya hehehe pengen dapet lebih banyak lagi. Muahahaha ketawa setan. Jadinya sering ribet itu,kalo orderannya lagi numpuk di hari yang sama, jadi satu orang pegawai yang delivery itu mesti bolak-balik, nggak hemat waktu kan. Takutnya dia juga kecapean, karena lalu lintas di Bali sekarang juga nggak bersahabat :( Tapi ya tetap harus bersyukur karena masih ada orderan walaupun rasanya kadang mumet management waktunya. Ya management waktu saya juga management waktu karyawan juga, supaya semua beres di hari itu dan mereka nggak kecapean. Pokoknya dibisa-bisain lah. Kalau untuk management waktu saya kepengennya bisa handle semua, ngerasa wonder woman padahal letoy hahaha. Kalo pas lagi sibuk banget, suka sedih ninggalin anak-anak di rumah sama papanya. Berasanya tanggung jawab utama jaga anak kan di istri ya (pikiran saya kadang masih tradisional), tapi toh nggak sering-sering juga ninggalin anak dan masih sama papa nya, atau kadang kalo ibu saya sempet beliau datang untuk jagain. #menghibur diri.
Beberapa waktu belakangan ini saya ngerasa sanggup nggak ya saya melanjutkannya. Anak-anak semakin besar itu bagi saya makin gede tanggung jawabnya, bukan lagi sekedar nyiapin makanan sehat buat mereka, tapi quality time menjadi issue yang lebih penting lagi, takut mereka kebablasan melakukan hal-hal yang tidak baik bagi perkembangan jiwa mereka. Saya khawatir kalo saya terlalu sibuk, anak-anak kurang diperhatikan. Apalagi belakangan ini yang mana florist kekurangan tenaga kerja, rasanya capek banget. Karena jadi dilema, seneng banyak ordernya tapi bingung pontang panting ngaturnya supaya semua terselesaikan tepat waktu dan customer puas, tapi masih kepikiran juga supaya karyawan nggak kecapean. Karena walaupun bagi kita sudah kasi bonus dan uang lembur cukup, terkadang uang bukan yang jadi masalah. Tapi yaaaa saya berusaha yang terbaik sajalah, mudah-mudahan yang sudah saya lakukan tidak membuat karyawan sebal dan berhenti karena sikap saya, tapi ya memang karena dia nggak cocok dengan kerjaannya.
Mungkin ini ujian ya, dimana saya ditest sanggup nggak dikasi kerjaan yang lebih besar lagi. Kalau yang beginian sudah lulus, semoga kedepannya florist saya bisa makin berkembang, bisa rekrut banyak orang sehingga bisa memberi lapangan kerja buat orang lebih banyak lagi. Selain itu saya tentu dong tetep kudu harus mesti menjaga keluarga kecil saya, tahu kapan waktunya untuk cukup dengan kerjaan, dan hanya memberikan waktu sepenuhnya untuk keluarga. Soalnya kerja di rumah itu sebenernya kerjanya 24 jam , kalo kerja kantoran mungkin bisa nine to five. Pas lagi sama keluarga, ya telpon bunyi. Ada yang buru-buru minta dikirimin email, sementara lagi sama anak-anak. Apalagi bagi florist saya yang masih skala kecil begini, saya itu walaupun yang punya ya kadang lebih capek kerjanya, ya mikirnya ya kerjanya juga. Mesti telaten dan bener-bener memperhatikan komunikasi dengan customer supaya mereka nggak kabur karena kita salah sikap, atau gimana supaya kita nggak dimanfaatin juga karena terlalu baik sama customer. Capek mental kadang-kadang, apalagi mikir persaingan bisnis yang kadang mainnya di harga. Belum lagi kalo ketemu calon customer yang banyak maunya tapi gak mau banyak bayarnya. Mesti bicara baik-baik untuk nolaknya supaya mereka gak tersinggung juga. Kalau delivery lagi banyak dan nggak cukup waktunya itu terkirim hari itu, ya saya yang pergi ngirim sendiri. Beli bunga sendiri juga seringnya. Naik motor bawa bunga banyak, sampe pernah bunga saya berjatuhan saking banyaknya, tapi selalu ada orang baik di dunia ini ya, ada aja yang menolong hehehe. Kalau mendekorpun untuk saat ini saya masih ikut turun, karena selain belum banyak karyawan saya belum punya orang kepercayaan yang bisa diminta menggantikan. Kadang kerjaan kasar ya dilakuin juga, tapi ya dasarnya saya juga dari kecil udah biasa jualan kerupuk dari warung ke warung jadi sekarang pun gak pernah gengsi mau ngerjain apa aja. Kalau mau sukses memang mesti kerja keras ya :D Saya sering liat kok ada orang yang penampilannya  tapi nggak malu kerjain kerjaan yang mestinya dikerjain tukang, karena ya mungkin saat itu dia memang mesti turun tangan jika ingin hasilnya sempurna.
Dengan sedikit malu saya mesti mengaku, saya sempat kepengen berhenti. Tapi akhirnya saya nyadar lagi, kok cemen banget alasannya. Kalo setiap ketemu tantangan saya nyerah, saya gak bakal pernah naik kelas. Saya punya suami yang sangat mendukung, anak-anak yang sangat pengertian kalo mamanya kerja. Itu sebenernya modal utama kan ya?  Dukungan keluarga yang berupa pengertian. Duh pokoknya saya malu deh sempet punya pikiran untuk berhenti itu. Karena saya sudah mencoba membunuh impian saya sendiri. Mungkin yang diperlukan hanya kesabaran. Kalau memang tidak sanggup yang diperlambat sedikit speednya, jangan berhenti total. Soalnya nanti mau mulai lagi, susyaaah. Kadang hanya perlu mengendap sebentar supaya semuanya menjadi jernih kembali. Jangan ngoyo, semua ada waktunya, yang penting tetep usaha dan tersenyum. Seperti kata suami saya, "selereran". Senyum lebar rejeki lancar, hahahahah
Semoga saya semakin bertumbuh dalam hal kebijaksanaan ya, karena saya percaya kalau semua keputusan diambil berdasarkan kebijaksanaan, maka hasil akhirnya adalah kebahagiaan bagi semua.

Friday, August 10, 2012

Belajar Bersama ya Nak

Apa kabar Bodhi? Si sulung saya yang belakangan ini kok jadi makin manja ya sama mama? Bobok pengennya dipeluk mama dulu. Sebelum berangkat sekolah, walaupun sudah mandi dan rapi berganti baju, tapi masih ogah-ogahan turun dari kamar. Mesti mama jemput dulu ke kamar. Ohya Bodhi kalau mandi pagi dimandiin papanya, pokoknya sampe rapi. Mama cuma siapin aja pakaian seragamnya. Soalnya kan mama pasti udah bangun duluan, trus mesti beres-beres juga siapin sarapan. Papa yang bangun kemudian langsung mandi, setelah papa beres langsung mempersiapkan Bodhi. Bagi tugas lah ceritanya,supaya semua happy hahaha.
Kalau dari pencapaian di sekolah, saya dan papanya senang-senang aja :) Karena kami memang gak pernah masang target apa-apa, pokoknya Bodhi mesti happy di sekolah jadi otomatis pasti happy belajar. Dan Bodhi sudah memberikan hasil terbaik yang dia mampu, termasuk penilaian sebagai anak yang menyenangkan, yang siap membantu dan berbagi, have such a huge heart kata gurunya. Menurut instruksi dan peraturan, berbakat di menggambar dan punya daya ingat yang baik untuk semua hal yang sudah dipelajari. Kalau dari penilaian per mata pelajaran, mayoritas nilainya A, bahasa mandarin rata-rata B mungkin ya, karena dari 3 point dalam bahasa mandarin dia mendapat 1 nilai A, 1 nilai B dan 1 nilai C. Nilai C nya ini untuk menyebut anggota tubuh dalam bahasa mandarin :) Selebihnya nilainya A dan B. Terima kasih sayang untuk usahanya :)

Nah sekarang Bodhi sudah Kindergarten 1, TK Kecil gitu deh. Karena Bodhi usianya nanggung, tapi saya sih tidak pernah mempermasalahkan. Buat apa sih sekolah buru-buru, yang penting happy lah hehe. Sejak K1 ini Bodhi sekolah pagi, walaupun seminggu pertama sempat ikut kelas yang siang, tapi karena yang siang hanya Bodhi sendirian sementara kelas pagi ada 4 orang teman, saya pikir akan lebih baik kalau dia mulai ada teman sekelas, setelah sebelumnya di Playgroup dia hanya sendirian, tapi saat kelas mandarin dan komputer digabung dengan teman-teman lain di kelas yang lebih besar. Dalam pertimbangan saya, dia akan belajar untuk menunggu giliran, belajar berbagi, dan berkomunikasi juga menjadi lebih aktif karena anak-anak di kelas yang pagi itu 3 dari 5 anak adalah anak-anak yang berbahasa Inggris aktif. Oh ya saya memang bukan ibu yang ketat bahwa anak hanya belajar bahasa Indonesia, saya malah tidak apa-apa kalau anak-anak saya berbicara dengan banyak bahasa selama mereka menikmati bukan karena dipaksa. Contohnya, di rumah mereka berbahasa Indonesia, di sekolah mereka berbahasa Inggris, ketika bertemu kakek nenek dari pihak papa mereka boleh berbahasa Mandarin, ketika dengan ibu saya mereka saya perbolehkan diajak berbahasa Bali. Saya tidak memaksa orang lain yang harus menyesuaikan diri dengan anak-anak saya, tapi sebaliknaya saya juga tidak memaksa anak-anak untuk menyesuaikan bahasa dengan orang lain. Bingung ya? Hmm tapi kayaknya anak-anak itu sudah alamiah ya, mereka bisa menyesuaikan diri. Kadang mereka memang berbicara campur-campur jadinya. Tapi saya tetap tidak menyalahkan, soalnya kalau saya menyalahkan sama juga dengan memaksakan, kalau saya minta mereka hanya berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia (halah kok jadi sumpah pemuda gini hahaha) ya tetap nggak enak di mereka juga kan, kalo mereka bisa ya kenapa nggak?? Kalo  mereka nggak mau ya sudah pasti mereka menolak secara alami juga. Diikutin gimana enak anaknya ajalah, saya nggak mau terlalu ikut teori ini itu, selama anak menjalaninya dengan senang dan itu tidak berbahaya, saya ikut mengalir saja.
Nah soal jam sekolah pagi ini, awalnya saya sempat khawatir karena Bodhi adalah anak yang sangat susah bangun pagi, tapi ternyata hanya dengan sekali bujukan "kalau sekolah pagi banyak temannya", Bodhi belum pernah bolos karena telat bangun :) Dia hampir selalu bersemangat untuk ke sekolah, bahkan sewaktu demam sehari seminggu yang lalu, begitu badannya enakan dia minta masuk sekolah lho. Ini yang saya harapkan dari dulu semenjak Bodhi belum sekolah, kalau dia bersekolah dengan senang bukan terpaksa :) Semoga seterusnya begitu ya Bodhi. Oh ya Bodhi kan role model Citta adiknya, kalau Bodhi semangat sekolah semoga Citta juga mencontoh yang baik seperti ini :)
Di K1 ini Bodhi sudah mulai diajak membaca buku, dan saya kaget aja dong pas iseng-iseng saya ajak dia baca-baca buku ceritanya yang didapat dari sekolah, dia bilang "Sini Ma, Bodhi yang baca in buat Mama". Oh ok, saya pikir dia hanya gegayaan, ternyata dia bacain saya satu buku dari awal sampai selesai :) Mungkin menghapal, tapi menghapal satu buku tetap bikin saya kaget hahaha. Dan dia tidak membaca cepat seperti layaknya menghapal, dia lihat dulu dua huruf pertama lalu dbaca dengan benar. Saya senang tentu saja dan merasa perlu memberi apresiasi kepada ibu guru yang sudah membuat Bodhi mampu membaca satu buku cerita. Saya tahu itulah kebahagiaan seorang guru, ketika muridnya membuat sebuah pencapaian. Maka saya email gurunya, dan tentu saja Ibu Guru senang dan bilang "It's mean a lot for me, mum".  Dan untuk minggu ini Bodhi sudah belajar tentang tema baru lagi yaitu makanan dan minuman, berarti buku ceritanya pun sudah berganti lagi dan di hari kedua saya iseng lagi minta dia membaca dan dia mampu membaca sampai selesai. Ya tentu sekolah bukan hanya tentang membaca ya, tapi kalau mau diceritakan semua ya bisa gak habis-habis, ini saya highlight saja tentang membaca karena salah satu hal yang saya anggap saya tidak akan mampu ajarkan sendiri di rumah, salah satunya adalah membaca :D Kalau berhitung, tadi pagi-pagi sebelum sekolah saya iseng aja sih nanya, kalau mama punya pesawat 5 trus yang 2 belum landing di airport, berarti di airport baru ada berapa pesawat Bodhi?? Dan setelah dihitung, dia jawab : tiga mama :D
Lalu mengenai les musik. Bodhi baru saja selesai ujian Junior Music Class 1 dengan hasil baik. Padahal itu anak ya udah bikin mamanya deg-deg an karena kalo latihan banyak gayanya. Tapi pas ujian, kok bisa dia serius dan berhasil. Yang jadi catatan, diminta berani menyanyi lebih keras. Kalau penilaian permainan keyboard, menyanyikan dan mengenali notasi, penilaiannya sudah bagus. Kalau menurut saya, soal menyanyi keras itu karena dia masih ragu, takut salah. Karena memang lyric nya itu agak rumit tidak seperti lagu anak pada umumnya. Jadi Bodhi terlalu berhati-hati. Soalnya kalau dibilang takut menyanyi keras, pas di acara kenaikan kelas di sekolah dia nyanyi You Are My Sunshine sama gurunya (Bodhi nyanyi, gurunya main gitar), suaranya keras lho. Karena dia memang sudah yakin dan lyricnya mudah bagi dia. Tapi gapapa kok nak, Bodhi sudah melakukan yang terbaik. Dan tahu nggak sih kalo Bodhi ngerasa udah bikin saya senang (dia ngerti banget perubahan air muka saya tanpa perlu mamanya banyak bicara), dia yang nyium saya lho bukan saya yang nyium dia :D Sambil bilang gini, Bodhi pinter ya ma? Mungkin saking girangnya mamanya nggak cemberut hahaha.
Dulu kalau saya dengar cerita orang-orang tentang hebohnya anak mau ujian, hebohnya bikin pe-er, saya sudah sering membatin, kalau saya nanti bagaimana ya? Orangtua yang seperti bagaimanakah saya? Apakah akan banyak menuntut? Apakah saya akan ikut panik atau santai saja? Setelah saya mengalami sekarang, saya sendiri belum bisa menilai saya ini sudah menjadi orangtua yang bagaimana. Anak saya merasa bahagia nggak dengan cara orangtuanya mendidik dia. Dan memang sepertinya terlalu dini kalau berani menilai sekarang ya. Perjalananan masih jauh, masih banyak kondisi yang bisa terjadi. Pokoknya anak belajar ya orangtua belajar juga.  Tapi setidaknya sepanjang perjalanan saya belajar dengan anak-anak, terlalu berlebihan itu nggak baik ya memang hehehe. Terlalu santai yang nggak bagus, terlalu keras ya juga nggak bagus. Jalan tengah memang paling pas, nah pe-er nya kapan kita tahu itu sudah jalan tengah terbaik? Ya itu memang nggak bisa dikasi point-point tertentu. Beda kasus beda solusi, beda waktu beda lagi solusinya. Untuk kasus yang sama, jika setahun yang lalu bisa diatasi dengan solusi A, makan untuk saat ini belum tentu bisa lagi bisa diatasi dengan solusi A. Pokoknya belajar terussss deh judulnya.

Monday, June 11, 2012

Not For Sale


Hari ini sedang galau akibat PMS. Kepala agak cenut-cenut, produksi gas di perut meningkat, akibatnya deg-deg an nggak jelas dan sensi.
Akhirnya merangkai bunga. Merangkai bunga bukan berdasarkan pesanan orang lain, tapi pesanan sendiri sesuai kata hati. Kenapa saya bilang sesuai kata hati, karena rangkaian ini tidak harus pakai bunga yang begini begitu, tidak harus banyak bunga (yearite... kebanyakan pemesan bunga itu pengennya rangkaian bunga yang besar dan banyak bunganya tapi kalau bisa harga ekonomis). Tidak ada tema, tidak mesti warna tertentu. Pokoknya merangkai sesuka hati, demi menghilangkan galau. Cukup berhasil, cenut-cenut di kepala mulai berkurang bahkan setelah mandi dan makan buah juga sayur, akhirnya hilang tuntas termasuk gas yang bikin napas jadi pendek-pendek.
Selama merangkai saya berpikir, ternyata menata bunga dalam sebuah wadah itu sama seperti kita menata perasaan dan pikiran kita dalam sebuah wadah yang disebut kehidupan. Selama merangkai saya selalu tergoda untuk menambah lebih banyak lagi bunga dan daun. Sepertinya akan lebih indah kalau ditambah bunga di sisi ini, sepertinya akan lebih menarik jika disisipi daun di sebalah sana. Saya menduga dan merasa selalu ada yang kurang. Hmmm saya merasa kok mirip ya dengan bagaimana saya seringkali merasa akan lebih bahagia kalau bisa keliling Eropa sekarang ini, lebih keren kalau saya bisa menerbitkan buku, lebih hebat kalau florist saya bisa menangani proyek-proyek wedding besar dan bergengsi. Saya sibuk menambah label-label dalam hidup saya karena saya pikir yang sekarang ada ini masih kurang. Saya lupa sampai akhiranya rangkaian itu terlalu sesak, terlalu banyak yang bagus sampai akhirnya tidak ada lagi yang menonjol, semua berlomba ingin terlihat terbaik. Akhirnya yang saya pikir akan terlihat keren malah jadi terlihat biasa. Untung sih saya belum seambisius itu, bahkan kadang ada yang menganggap saya terlalu santai. Tapi sekali lagi saya beruntung, karena baru membayangkan saja saya sudah bergidik ngeri, saya takut jadi manusia ambisius yang terlalu sibuk menambah label diri. Dari merangkai bunga ini saya belajar satu hal: harus bisa menahan diri.

Setelah saya selesai merangkai bunga, saya mematut-matutnya seperti biasa seperti yang saya lakukan jika  merangkai bunga. Tapi karena kali ini merangkai bukan atas pesanan siapa-siapa, saya jadi tidak merasa bertanggung jawab untuk membuat sebaik mungkin, sehingga tanpa sadar saya lepas kontrol tidak memperhatikan keseimbangan rangkaian itu. Semestinya, beberapa saat sekali saya harus melihat dari jarak yang lebih jauh, memastikannya sudah sedap dipandang dan bisa segera menyadari jika ada yang tidak sesuai. Tapi namanya merangkai sesuka hati, hal itu tidak saya lakukan. Hasilnya, rangkaian yang seharusnya hadap depan menjadi miring sekian derajat sehingga mempengaruhi sudut pandang. Pelajaran lagi: jangan terlalu abai terhadap diri sendiri. Berusaha menyenangkan orang lain, tapi tetap harus ingat menyenangkan diri sendiri. Yang seimbang, itu yang terbaik.

Tapi mau diubah lagi, sudah terlalu sore. Jadi saya terima saja apapun hasilnya. Saat diletakkan atau difoto nanti dipilih sudut yang paling pas saja, sudut pandang dan cara memandang mempengaruhi object yang dilihat bisa menjadi tampak lebih baik atau sebaliknya. Dan sebagai manusia yang ingin melihat hanya yang baik tentu sangat masuk akal jika saya nanti memilih posisi yang terbaik yang bisa menghasilkan pencitraan yang indah bagi mata saya untuk melihatnya. Nah begitu juga jika suatu saat saya melakukan kesalahan, semoga saya bisa secara bijaksana melihatnya dari sudut pandang yang dapat membawa kekayaan bathin  bagi saya.

Seperti halnya saya selalu ingin menambah pengetahuan dan keahlian saya tentang merangkai bunga, demikian pula niat saya untuk selalu menyeimbangkan hidup semoga terus dan terus ada.

Wednesday, June 6, 2012

(Inginnya) Berbagi

Saya pernah bilang, kalau saya ingin belajar menulis yang lebih baik dan teratur dalam artian mudah dipahami oleh yang membaca. Untuk itu saya mencoba mengirim tulisan-tulisan ke media online yang wilayah edarnya adalah para orang tua. Yaaa pengen sih kirim jurnal ilmiah penemuan obat anti AIDS tapi ya sanggupnya baru ngoprek resep, itupun yang gampang-gampang, jadi baru coba-coba kirim resep hasil ujicoba dan sedikit modifikasi dan juga tulisan tentang pengalaman-pengalaman saya sejak menjadi orang tua. Kenapa saya kirimkan ke media online, karena pertama mereka pasti punya editor yang akan membaca naskah saya, membenahinya, sebelum dianggap layak tayang. Kedua,  pembacanya lebih banyak dibanding blog saya ini. Bukan untuk cari fans, halah nggak banget! Tapi ingin supaya lebih banyak yang membaca, kalau halnya resep inginnya banyak yang mencoba. Lebih senang lagi kalau sudah dibaca kemudian mereka mau berbagi cerita tentang hasil masakannya yang dibuat berdasarkan oprekan resep saya. Kalau ternyata ada yang bilang enak, priceless ternyata rasanya :) Melebihi perasaan dibayar dengan uang tunai. Kalau mungkin ada yang bilang ada kekurangan, tentu inginnya diberi tahu  kurangnya dimana, dikritik yang membangun gitu.
Nah setelah dulu saya pernah mengirimkan resep ke majalah mother and baby Indonesia, dan dimuat di edisi ulang tahunnya. Sekarang saya coba-coba lagi mengirimkan resep hasil sedikit utak-atik dari resep umum yang sudah ada. Trus, dimuat di the urban mama. Trus ada mama yang bilang kalau dia sudah mencoba dan katanya rasanya enak. Trus ada juga yang bilang akan mencoba dan sudah membantu mereka memberi alternatif lain mengolah nasi sisa semalam selain menjadi nasi goreng. Dan perasaan bahwa apa yang sudah kita lakukan ternyata berguna bagi orang lain itu, lagi-lagi priceless!
Jadi setidaknya tujuan saya sudah mulai ada yang tercapai. Ingin berbagi dengan lebih banyak orang. Karena bagi saya ini semacam 'usaha balas budi'. Saya sudah dapet banyaaak sekali dari internet, dari orang-orang yang sudah sukarela bersusah payah membagikan pengetahuan mereka. Merelakan waktunya, memberikan tenaganya, membagikan buah pikirannya melalui internet. Saya ingin seperti mereka, walaupun mungkin nantinya hanya hal kecil yang bisa saya lakukan. Saya ingin membahagiakan diri saya sendiri melalui hal-hal kecil yang bisa saya lakukan, walaupun mungkin bagi orang lain nampak remeh. Bukan masalah buat saya sih anggapan begitu, sepanjang saya happy  dan tidak merugikan orang lain :) Eh kalau ternyata ada yang merasa saya rugikan, let me know yaaaa :)

Friday, May 25, 2012

Panic Attack

Pertengahan bulan Juni nanti kita sekeluarga BESAR akan tour ke China. Diawali dari Shanghai dan berakhir di Hongkong. Oh ya kita memang akan pergi beramai-ramai, karena sekalian mau silaturahmi dengan keluarga besar papa mertua yang ada di kota Fuzhou. Kebayang bakal seru dan rame banget. Tapi kenapa yaaaa semakin dekat waktu keberangkatan, semakin panik rasanya. Untuk itu saya memutuskan, saya nggak mau panik sendirian. Maka saya bagi-bagi saja kepanikan saya disini,semoga bisa berkurang. :D

Saya berpikir, mungkin kepanikan itu disebabkan karena:
1. Saya belum pernah travelling selama itu yaitu 19 hari. Kebayang banyaknya perbekalan yang harus dibawa apalagi dengan dua anak balita.
2. Perginya ke China, yang mana yang saya dengar toiletnya banyak yang horor. Cerita teman saya, tahun 2000 dia kesana dan kembali lagi tahun 2007, situasi nggak banyak berubah!! Jadi jangan berharap tahun 2012 ini akan ada perbaikan. Duh kok serem gitu ya. Tapi kalau Shanghai dan Hongkong sih udah maju ya katanya, jadi jangan terlalu khawatir. Beijing juga lumayan. Tapi suami cukup menghibur, kan sudah menyelenggarakan Olimpiade, pasti banyak perubahan. Jangan terlalu dipikirkan katanya.
3. Itinerary nya padat banget. Rata-rata hampir setiap hari kita berpindah hotel, hanya di Beijing, Fuzhou dan Hongkong yang menetap 3hari2malam. Selebihnya nomaden. Entah berpindah dengan bus, kereta super cepat, pesawat terbang, ferry bahkan cable car!! Wew, komplit amat nanti moda transportasi yang kita naiki. Doa saya: semoga semua nggak kecapekan dan jatuh sakit.
4. Setelah dianalisa lebih dalam (cieeh apa coba) yang bikin saya panik adalah soal anak...anak... anak...anak..........pokoknya takut nanti mereka nggak betah karena disana akan banyak kunjungan yang bukan khusus anak-anak (selain disneyland di Hongkong nanti), takut mereka nggak cocok makanannya, takut mereka nanti susah ke toilet umum, kasihan citta harus pakai diaper sepanjang hari karena selama ini nggak pernah seperti itu. Haisshhh ini kan mau liburan, kenapa saya jadi banyak takutnya begini sih :(
5. Kalau berpindah hotel terus, kapan saya NYUCI BAJU nya??? Aneh memang kekhawatiran ini. Tapi masuk akal kan? Kalau mengandalkan jasa laundry hotel tentu MAHAL. Cuci sendiri sih bisa, tapi kapan bisa mengeringkan? Rasanya tidak akan cukup waktu. Mungkin jemur di jendela bus??? Hahaha -yuk mari tertawa dulu-

Akhirnya daripada saya mumet nggak jelas dan semakin hari semakin panik, sayapun memutuskan menyusun daftar barang bawaan nanti. Dan mulai mencicil pernak pernik yang bisa dimasukkan koper dulu sebelum memasukkan pakaian. Duh soal pakaian ini kalo travelling dengan anak-anak, pasti deh dikali dua. Bawa dua anak berarti empat kali lipat bawaanya. Semoga aja sih nggak sampe segitunya ya. Jadi saya membagi jenis bawaan sebagai berikut:
Yang bisa dipakai berulang kali dan yang mesti sekali-pakai-buang. Kalau ada yang bisa sekali-pakai- buang, rasanya lebih logis untuk dibawa supaya mengurangi jumlah cucian (lagi-lagi soal cucian, si papa pasti ketawa kalo baca ini) dan semakin hari semakin ringan bawaannya, semakin lowong kopernya, semakin cukup ruang untuk diisi barang belanjaan lain #eh.
Yang sekali pakai sudah saya list diantaranya:
- shampoo bawa yang sachet, kecuali untuk anak-anak bawa yang kemasan kecil. Kalau shampoo nggak berani mengandalkan yang disediakan hotel, lebih sering nggak cocoknya.
- sabun mandi bawa yang kemasan kecil aja, toh di hotel biasanya disediakan sabun mandi dan selama ini masih cocok-cocok aja dengan sabun mandi dari hotel.
- detergent bawa yanga bubuk aja, kemasan sachet. Pewangi juga bawa yang sachet aja.
- Diapers untuk Citta. Bawa secukupnya aja, mungkin untuk 3 hari aja, begitu sempat nanti beli disana aja. Kalo diapers kan makan tempat ya di koper. Mudah-mudahan cukup mudah mencari merk yang biasa dipakai Citta disana.
- Breastpad untuk mama yang masih menyusui. Bawa 25 pcs kayaknya nih. Tapi nggak apa-apa karena nggak makan tempat, tipis dan kecil saja.
- Pembalut untuk mama. Karena kayaknya bakalan dapet deh disana. Hmm para anggota rombongan wanita kayaknya bakalan semua mengalami, secara disana hampir 3 minggu. Hihi lucu juga ya :D
- Alas duduk toilet. Mungkin bawa 20-30 lembar cukup yah dan mari berdoa semoga proses output kita selalu lancar di pagi hari jadi bisa dilakukan di hotel saja :D
- CD kertas. Ini perlu banget saat kedatangan si M. Repot kan kalo mesti nyuci-nyuci seandainya bocor.
- Sabun cuci tangan. Katanya mesti bawa yang banyaaak. termasuk juga sabun tangan yang nggak perlu dibilas.
- Tissue, baik yang basah dan yang kering. Bawa secukupnya, bisa beli disana karena nggak mesti merk tertentu.

Nah kalau yang bisa dipakai berulang itu sepertinya saya harus bawa:
- peralatan makan untuk anak-anak. Sendok garpu untuk saya! Hahaha iya nih, kalo disuruh makan nasi pakai sumpit sementara nasinya yang udah kena kuah gitu, alamat saya bakalan paling belakang selesai makannya.
- Topi, sunglasses, UV lotion
- Slabber/bib. Kalau jalan seharian, dan bajunya anak-anak kena noda berarti gak bisa langsung cuci. Bisa-bisa nodanya menetap di pakaian.
- Jacket. Walaupun katanya bulan Juni itu musim panas di China, tapi nanti akan ada trip naik pesawat di malam hari (pasti dingin AC nya), naik ferry (pasti berangin). Nah anak-anak terutama mesti pake jacket.
- Handuk mandi anak-anak. Kalau papa mama, pakai yang disediakan hotel aja.
- Pisau lipat. Untuk kupas-kupas buah. Paling ampuh sebagai anti masuk angin dan pengganjal perut kalau-kalau jadwal makan terganggu. Nggak mau bawa biskuit yang kering-kering, biasanya malah jadi susah pup kalo travelling kebanyakan makan yang kering-kering gitu. Semoga semua sehat selama jalan-jalan nanti.

Kalau untuk urusan pakaian (yang dalam maupun luar) belum memutuskan akan membawa berapa pasang. Masih dianalisa dulu jadwal jalan-jalannya. Sekarang sih sudah saya buatkan di worksheet, supaya lebih mudah dibaca dan dipelajari, tsaaah. Nanti mudah-mudahan saya rajin untuk update blog soal bawaan pakaian ini.

Ternyata memang bisa jadi theraphy, membuat sedikit lebih tenang setelah ditulis. Selanjutnya, belanjaaa! Oh ya saya harus beli topi. Iyaaa saya memang suka sekali beli topi. Jad ini alasan lagi bisa beli topi, mau beli yang lebar tapi flexible masuk tas, Kalau topi lebar yang saya punya sekarang, bahannya kaku jadi kalau masuk tas, makan tempat gitu deh. Alasan logis kan? :P

Monday, May 7, 2012

Bagaimana rasanya?

Sering ngerasa jadi ibu paling bawel sedunia? Gara-gara serasa ngomong ama tembok, dikasi tahu bolak-balik kok belum juga dilakukan. Saya sering ngerasa begitu, walaupun banyak yang bilang anak saya sih masih 'normal' nggak bandel-bandel amat. Tapi namanya kalo lagi pengen buru-buru, inginnya begitu ngomong langsung dijalankan. Tapi saya juga sering lupa, saya ngomong sama anak kecil bukan robot kecil.

Tapi begitu mereka melakukan tanpa disuruh, padahal rasanya selama ini kok rasanya gak didengerin. Contohnya:
Bodhi mau berangkat sekolah, dan bersiap keluar kamar.
Citta langsung celingak celinguk dengan gelagat mau ngikut. Saya bilang,"Citta mau ikut turun?"
Citta jawab, "Ikuk".
Citta bangun dari duduknya, bergegas sambil membawa bukunya.
Saya pikir dia akan langsung menuju pintu keluar, tapi ternyata dia berbelok ke arah rak buku dan meletakkan bukunya ke tempat semula!!
Kalau sudah begini, bagaimana rasanya? Speechless :)

Sering juga ngerasa nggak enak hati saat anak lupa mengucapkan terima kasih ketika menerima pemberian seseorang, sementara kalau dengan mama papa di rumah nggak pernah lupa.
Tapi ketika suatu pagi saya sedang masak menyiapkan sarapan sekaligus bekal makan siang Bodhi, dan tiba-tiba Bodhi muncul di belakang saya lalu bertanya: "Mama lagi ngapain?"
Saya jawab,"masak buat sarapan dan bekal sekolah Bodhi."
Trus dia membalas,"Owwwh thank you Ma, sudah masakin buat Bodhi." Trus peluk saya dari belakang. Kalau sudah begitu, bagaimana rasanya??? Speechless lagi!! Apalagi dia pake owwhhh dengan penuh perasaan gitu nyebutnya :)

Lalu bicara mengenai mengekspresikan perasaan. Saya dan papa nya, menurut sahibulhikayat para orang tua kami masing-masing, adalah anak-anak pemalu. Boro-boro mengexpresikan perasaan di depan orang lain, ketemu orang lain aja udah malu kok. Nah berdasarkan sejarah yang tidak begitu menyenangkan itu, saya seringkali dibuat terkejut oleh sikap anak-anak saya (mungkin tingkah anak jaman sekarang hampir kebanyakan begitu ya). Kalau mereka melihat sesuatu yang menyenangkan, mereka tak segan berseru "Woooow...great!!" Itu kalau bodhi, kalau Citta lagi: "Woooooow..... "dengan mulut terbuka lebar trus 2 tangan menopang dagu membentuk huruf V. Hmmmm tahu kan gaya Chibi? :D
Atau....kalau dibuatkan sesuatu atau diberi sesuatu berupa makanan, Bodhi sering bilang (kalau dia suka makanannya)."Oh thank you ma! It's sooo delicious". Padahal belum juga dimakan :D
Kalau CItta? Tetep "Wooooow..." trus bilang "enak...enak..." sambil ngangguk-ngangguk.
Nah kalau sudah begitu, bagaimana rasanya?? Wooooow pengen uwel-uwel rambut mereka...!!!

Wednesday, May 2, 2012

Meniti Tangga Nada

Aish judulnya sok manis banget ya :) Tapi sesungguhnya ini menggambarkan perjalanan Bodhi (dan mama) belajar musik. Dulu saya pernah cerita soal ini. Nah akhirnya sampai juga kita ke kelas Junior Music, yang mana kelas JMC ini ada beberapa stage dan Bodhi baru di stage 1 #ngusap dahi yang gak keringetan. Di kelas ini sudah mulai bermain musik, kalau di Music Wonderland dulu lebih banyak seperti bermain, membuat anak 'merasai' musik melalui tinggi rendah keras lembut nya nada. Melatih anak belajar duduk diam, yang mana buat anak usia 3 tahunan itu bisa duduk diam adalah perjuangan tersendiri. Tapi jangan dibayangkan mereka dididik keras lho, semuanya tetap menyenangkan. Paling-paling kalau ada yang iseng pencet-pencet tuts keyboard sebelum diinstruksikan, hanya diingatkan:"hayooo tangan pintar di paha". Jadi mereka belajar memahami dan mendengarkan instruksi juga.
Bagi saya yang tidak bisa bermain musik, kelas Junior ini sudah semakin berat. Belajar membaca not balok, melatih tangan kanan, menghapal lagu. Bahkan minggu ini sudah mulai latihan dengan tangan kiri. Duh saya sampai menciumi Bodhi lho, sambil bilang "yang rajin ya latihannya, Bodhi pasti bisa".  Yang mana rasanya lebih tepat sebagai penyemangat diri saya sendiri untuk lebih sabar mendampingi Bodhi belajar, lebih tegas kalau dia mulai malas latihan. Tapi jujur, saya sendiri kadang berasa nggak enak juga harus tegas yang biasanya jadi diidentikkan dengan memaksa. Karena les musik ini kan bukan murni keinginan Bodhi, tapi kami orang tuanya yang mengarahkannya. Karena bagi kami ini baik (dan mudah-mudahan kami tidak salah). Jadi kalau meminta dia agak keras, rasanya gimanaaaa gitu. Ya akhirnya berusaha memilih kata-kata yang tidak dirasakan sebagai paksaan karena khawatir juga dia malah trauma belajar. Misalnya,"Bagaimana kalau kita latihan musik Ko?" atau "Sepertinya sudah lama nih Bodhi nggak latihan musik, kan katanya Bodhi mau seperti miss Lenny yang bisa main piano tanpa melihat tuts nya. Jadi mesti latihan supaya bisa sehebat Miss Lenny."
Bagaimana hasil latihan Bodhi sejauh ini? Bagi saya cukup menyenangkan hati. Walaupun latihan kadang lebih banyak becandanya, lha iya padahal dia sudah tahu do itu dimana, re itu yang mana, tapi kadang dimeleset-melesetin gitu tangannya. Emang Srimulat bener nih anak (eh ya pada tahu Srimulat nggak ya, hehehe). Apalagi kalau menyanyi, paling nggak suka kayaknya dia. Mungkin karena lyric lagunya yang cukup rumit bagi anak seusia dia ya (gurunya juga mengakui soal rumit ini). Tapi ya mungkin karena terjemahan dari jepang ke inggris kemudian ke indonesia, jadinya rumit deh. Mungkin dalam kosakata Jepang itu ber-rima dan gampang diingat, setelah diindonesiakan jadi tidak semudah itu. Mungkiiiiin lho ya. Dan soal malas bernyanyi ini juga disebut sebagai yang masih perlu ditingkatkan dari kemampuan Bodhi. Begitu yang disebut gurunya sewaktu parent meeting minggu lalu. Mengenai kemampuan memainkan keyboardnya udah cukup baik katanya. Dan yang masih perlu dilatih lagi itu Solfage nya. Bodhi suka males buka mulut katanya hehehe. Oh ya solfage itu yang kayak gini: lagu twinkle dinyanyikan solmisasinya jadi dodosolsollalasolfafamimireredo.. dst. Dan itu ya nggak cuma satu lagu itu, ada beberapa lagu lho yang mesti dilatih. Ish, kok mamanya yang jadi deg-deg an gini :D Tapi Bodhi pasti bisa kok kalau latihan :) #doa sendiri dalam hati hahaha
Nah, selasa kemarin ini saat les tiba-tiba ms.lenny menawarkan tiap anak maju ke depan satu-satu untuk memainkan satu partiture yang ditentukan. Yang mau ke depan diminta angkat tangan. Bodhi dapat giliran ke 5 dari total 6 anak peserta les hari itu. Soalnya telat melulu angkat tangannya. Tapi jadi bagus juga sih karena dia sudah lihat teman-temannya maju jadi dia makin semangat. Saat melihat anak-anak yang lain maju namun masih salah-salah memainkan partiturenya (yang mana sebenarnya bagi saya kemampuan dan keseriusan mereka lebih baik dari Bodhi), saya pun tidak berharap terlalu banyak. Asal Bodhi mau maju dan menyelesaikan lagunya, sudah lebih dari cukup. Eh tapi ternyata lumayaaaan banget, Bodhi lancar dan nggak tolah-toleh seperti biasanya. Nah kan bener, kalau dia serius sebenernya dia bisa. Kalau sama mama kok banyakan becandanya seeeh.
Saya sempat merekam, dan ini dia performance Bodhi kemarin :
Lumayan nggak? Lumayaaan dong.... hehehe
Oh ya sebenarnya saya sempat menimbang-nimbang untuk stop les musiknya ini lho, soalnya ngeliat Bodhi kok banyakan becandanya sih, nggak serius seperti beberapa temannya yang lain. Walaupun ada juga sih anak-anak yang banyak main-mainnya juga. Tapi ya namanya orang tua kadang timbul keinginan yang terlalu tinggi gitu deh. Maafkan mama ya Nak. Dan ternyata curhat itu ada gunanya juga ya, asal curhat sama orang yang bener. Soalnya ada orang tua anak yang saya ceritakan tentang Bodhi, dia juga merasakan hal yang sama dengan saya tapi solusinya dia adalah sepertinya akan stop aja karena sepertinya anaknya nggak suka dan nggak mau latihan di rumah. Padahal menurut saya si anak itu kalau di kelas lebih anteng dari Bodhi lho. Yah memang beda-beda mungkin ya, yang terlihat di permukaan tidak seperti yang sesungguhnya. Kalau dengan orang tua yang lain yang saya ajak cerita-cerita juga, saya mendapat sedikit kekuatan (halah) mendengar sarannya dia. Padahal anaknya ibu itu lebih aktif dari Bodhi tapi sama isengnya kayaknya, dan anaknya itu cewek :P Dia bilang, ya mungkin memang anak kita nggak akan jadi pemusik hebat, tapi tujuannya kita les-in musik kan bukan cuma itu yah. Ngelatih dia sabar, mau menunggu. Soalnya anak-anak saya sejak les musik, banyak perubahan di sikapnya. Trus selama cerita-cerita itu kok banyak banget miripnya Bodhi dengan anaknya ibu itu, terutama di jahil dan isengnya. Kayak ngubah-ngubah lyric lagu, atau disuruh belajar mendengarkan lagu yang berbahasa Indonesia, diubah-ubah ke bahasa Thailand lah, Jepang lah, Spanyol lah, hahaha. Lho kok denger cerita anak orang lain saya malah bisa ketawa, tapi pas Bodhi melakukannya kok saya gregetan ya??!! Duh duh duh.
Dan ada satu hal lagi yang saya petik dari pengalaman belajar musik dengan Bodhi (ehm iya dong saya mau gak mau ikutan belajar juga, walaupun rasanya kok mumet ya belajar musik itu, dasar dudul banget memang saya ini). Saya harus belajar 'melepas'. Melepas ego, melepas keinginan. Jangan berharap terlalu tinggi. Dijalani saja yang sudah menjadi pilihan. Seperti halnya memberikan Bodhi les musik adalah pilihan saya, karena saya yakin ini baik, maka saya harus konsekwen dengan apapun yang terjadi selama proses belajar itu. Dan ketika sudah bisa melepas, rasanya beban itu nggak ada. Dibawa senang saja, jadi nggak perlu ada drama berantem-berantem sama anak. Tapi latihan ya kudu tetep harus dong, lha sudah bayar mahal gitu, masak mau santai-santai. Tapi saya jadi berlatih memilih cara paling menyenangkan dan bijaksana untuk mengajak dia belajar dan latihan. Mikir dulu sebelum ngomong, pilih dulu kata-katanya. Dan rasanya kok jadi nggak capek ya, karena kita nggak  keluar kata-kata yang nggak perlu. Yang ternyata buang-buang energi. Lebih memeras otak, ya sudah pasti lah. Tapi daripada menyesal dikemudian hari karena kata-kata yang tidak sepantasnya didengar anak saya? Dan saya yakin, kalau saya latihan terus mengontrol kata-kata saya, itu akan menjadi kebiasaan jadi saya tidak perlu memeras otak lagi, karena sudah mengalir begitu saja kata-kata yang baik dan bijak. Tapi sampai detik ini, saya masih belum lulus. Masih mesti banyak latihan lagi :)

Monday, April 30, 2012

Nasi Tim Ayam Tahu


Berikut ini, cieeh bahasanya, resep nasi tim ayam tahu ala saya. Resep nasi tim ayam banyak banget di internet, jadi resep ini juga sebenarnya nggak jauh berbeda dengan yang sudah ada, hanya saya buat lebih sederhana secara bahan dan proses pembuatan.
Mari disimak, jika ingin menyimak :D
Eh iya, kalaupun kelihatan panjang resepnya, tapi bikinnya nggak seribet yang dibayangkan kok. Sayapun sebelumnya malas mencoba nasi tim karena kalau melihat resep kok rasanya banyak sekali prosesnya. Saya kan tipe kalo masak gak boleh lebih dari sejam termasuk persiapan, kalo lebih dari itu namanya ngeberantakin dapur :P

Kaldu Ayam
Bahannya:
100gr tulang dari dada ayam
500ml air matang

Prosesnya:
rebus sebentar tulang ayam untuk membersihkan kotoran dari ayam (biasanya keluar coklat-coklat, mungkin dari darah dll). sebentar saja, lalu buang air rebusan pertama itu. Selanjutnya barulah tulang dimasak lagi, sampai mendidih. Biarkan beberapa saat, sampai keluar minyak-minyak dari ayam, baru matikan api kompor.
Ini metode saya membuat kaldu ayam, kalau ada koreksi, silakan lho ya. Atau mungkin ada yang punya metode yang lebih enak. Senang sekali kalau saya dikasi tahu :)

Nasi tim
Bahannya:
Nasi putih 2 centong nasi 
nah penghematan waktunya menurut saya ada di proses ini. Jadi bukan dari mengaron beras. Jadi saya pakai nasi bukan beras.
200ml kaldu ayam
1 sdm minyak goreng untuk menumis
1 sdm minyak wijen untuk menumis
1 siung bawang putih, dicincang
1cm jahe digeprak atau diiris halus
1sdt kecap asin (saya pakai kikk*m*n, kalo kecap asin yang biasa, umumnya mengandung MSG)
garam secukupnya.

Prosesnya:
panaskan minyak goreng+minyak wijen, lalu tumis bawang putih dan jahe sampai harum.
Lalu masukkan nasi
tambahkan kecap asin, garam dan diaduk sebentar sampai tercampur rata
Tambahkan kaldu ayam, masak hingga air kaldu meresap ke nasi.
Karena pakai nasi dan bukan beras, jadi tidak memakan waktu lama.

Ayam Tumis
Bahannya:
150gr daging dari dada ayam, potong dadu
1 buah tahu putih (nasi tim biasanya pakai jamur kancing ya, tapi kalau nggak punya, diganti tahu putih ini juga enak lho)
1sdm minyak goreng untuk menumis
1sdm minyak wijen untuk menumis
1 siung bawang putih cincang halus
1sdm bawang bombay, cincang kasar
1 cm jahe, digeprak
1 sdm kecap manis
1 sdt kecap asin
sedikit garam
100ml kaldu ayam
1 sdm tepung maizena, diencerkan dengan air dingin

Prosesnya:
panaskan minyak goreng+minyak wijen
tumis bawang putih,bawang bombay dan jahe sampai wangi
lalu masukkan daging ayam, tumis sampai berubah warna
tambahkan tahu, garam, kecap asin, kecap manis, aduk rata
lalu tuang larutan maizena. Aduk hingga mengental dan ayam sudah matang.

Penyelesaian:
Siapkan wadah tahan panas.
Masukkan tumisan ayam di dasar wadah, lalu tambahkan nasi tim sampai wadah penuh.
Lalu kukus sampai nasi menjadi empuk dan aroma wangi menyebar :)
Setelah matang, keluarkan nasi tim dari wadah. Sajikan dengan tambahan irisan daun bawang (atau kalau punya bawang goreng pasti lebih enak ya,  tapi anak-anak saya nggak suka bawang goreng :D ) plusss kuah kaldu.
Untuk kuahnya ini saya pakai kaldu yang tersisa, saya saring lalu panaskan bersama seiris tipis jahe. Kalau mau tambah garam lagi, silakan. Tambahkan juga irisan daun bawang di kaldu.
Nah sebagai bekal sekolah, saya tambahkan juga telur puyuh supaya lucu :D
Dan menurut Bodhi, namanya Nasi Angry bird's nest.

Friday, April 27, 2012

BodhiCitta featured @The Urban Mama

Iseng-iseng submit cerita tentang Bodhi dan Citta ke The Urban Mama dan dimuat hari Kamis yang lalu. Pengen belajar nulis yang lebih rapi dan baik. Makanya coba-coba submit ke forum yang ada editornya, mungkin selanjutnya mesti lebih rajin lagi nulis. Semoga :D


Saturday, April 21, 2012

Racial Harmony Day Bento


Saya merasa mendapat kehormatan deh sewaktu diminta menyiapkan bento untuk display di Japan Room saat acara Racial Harmony hari ini di sekolah Bodhi. Oh ya selain bento saya juga bikin sushi (sushi-sushi-an sih tepatnya. lha cuma pake isian timun dan crab stick. berasnya pun bukan beras jepang, hanya nasi putih biasa dicampur rice vinegar dan gula pasir. soalnya beras jepang mahal bo'. trus hanya pake kecap khusus sushi botolan tanpa irisan jahe merah dan wasabi.)

Soal isian menu bentonya, saya nggak terlalu mau ribet, walaupun banyak yang pengen saya isi #ah gaya banget# tapi malah jadinya kok aneh ya kalo keramean, akhirnya terpilih chicken katsu (pake resep dari buku pak wied, yang sudah pasti selalu ringkas bahannya tapi sejuta rasanya), untuk sayuran saya pakai acar timun dan wortel (lagi-lagi simple bikinnya, hanya campur air jeruk nipis dan gula pasir). Trus tiba-tiba kepikir pengen ditambahin keju bentuk dolphin sebagai aksesoris. Kan sekolah Bodhi logonya dolphin. Nah, nasinya pengennya warna biru, hehe tapi kepepet nggak sempet nyoba-nyoba bahan makanan apa yang bisa dicampur supaya menghasilkan warna biru. Akhirnya dipilih sepupunya biru, yaitu ungu, pake puree ubi ungu. Dan pelengkap lainnya supaya warnanya rame aja, pake wortel mickey mouse dan jagung manis. Mickey nya sih pakai vegetable cutter, jadi gampang dan cepat. Kalau dolphinnya, berhubung gak punya cetakannya, saya cari pola dolphin di google image trus print dan gunting lalu dijiplak di keju cheddar slice. Gampang kan? Cuma mesti pelan-pelan aja, biar hasilnya rapih. Dan saya sih cukup puas dengan hasil jiplakan ini, lucu! 

Gampang ya? Makanya pas ditanya, waaah bangun jam berapa tadi pagi nyiapin ini? Errr bangun seperti biasa lah, kan chicken katsunya bisa disiapkan semalam sebelumnya, jadi besok pagi-nya tinggal goreng. Dan yang lain2 sih nggak ribet-ribet banget ya, apalagi yang wortel tinggal cetak, acar nya tinggal serut hehe. Tapi ini belum seberapa sih memang tingkat kerumitan bentonya, jadi saya bisa ngomong begitu. Tapi yang paling bikin saya seneng ya tentu aja, kehebohan si duo kecil di rumah ngeliat ada dolphin 'berenang' di lautan ungu. Priceless!!

Tuesday, April 17, 2012

Conan Ultah :D

Ada yang ulang tahun loh hari ini. Hmmm kalo ngeliat layout seperti ini (sok keren gini istilahnya) kira-kira siapa yang ulang tahun yaaa??Mungkin nebak Bodhi atau Citta ya? Secara ada balon-balon segala hahah.
Yang ultah hari ini adalah Papa :D
Bingung sih mau ngasi kado, karena si papa ini jarang punya keinginan jadi bikin sulit (atau malah gampang ya) kalo mau ngasi kado. Kalaupun perlu sesuatu, karena ya memang perlu pasti udah kebeli duluan gak usah nunggu hari khusus. Paling yang ditunggu momentnya harus ada uangnya dulu. Yaaa itu sih kudu kali yah hehe.
Nah hari Sabtu pas pergi bareng Bodhi, disempetin mampir ke cafe Moka. Itu french cafe, yang jual cake juga. Cake nya enak dengan harga masuk akal. Jadi saya sering deh mesen cake disana, bakerynya juga ok! Milih-milih whole cake kok rasanya bosen ya, akhirnya ya udah deh pesan 5 chocolate cupcake aja. Mikirnya nanti dipasangin lilin kecil-kecil trus tiup bareng anak-anak. Soalnya bagaimanapun sejak ada anak-anak, proyek ulang tahun mama papa nya terkadang malahan lebih untuk menyenangkan anak.
Baru kemarin sih akhirnya terpikir untuk bikin #eerrrr kalo boleh nyebut ini sebagai# dessert table. Trus dessert table kan mesti ada temanya ya. Jadi lebih sulit untuk milih tema bagi cowok apalagi yang udah dewasa (ehm nggak mau bilang udah tua :P). Muter otak dikit sih nyari-nyari kira-kira apa yang cocok untuk si papa. Dan akhirnya terpilih deh tema komik. Karena si papa ini, walaupun udah gede, gak malu loh baca komik di airport hahaha dimana banyak cowok-cowok mungkin ngerasa lebih keren baca National Geographic, atau majalah investasi. Hihi ya begitulah suami saya, apa adanya :D Eh tapi mungkin memang ada juga ya yang hobinya baca buku-buku berat dan memang nggak keberatan juga nenteng buku-buku seperti itu kemana-mana. Kalau si papa sih kayaknya banyakan baca yang berat-berat di rumah, kalo di perjalanan bawa yang ringan aja seperti koran atauuuu komik :P
Nah udah kepikir komik trus milih lagi, enaknya komik apa ya biar lebih fokus. Yang langsung kepikiran sih Detective Conan. Kalau yang lain-lain saya gak inget judulnya. Ya sudahlah akhirnya ngeprint-ngeprint dikit dibantu staff kantor dengan pesan tambahan "si bapak jangan sampai tahu.
Eh tapi ya, rencananya kan mau surprisenya itu pagi-pagi banget, tapi apa daya si adek Citta semalem masuk angin jadi demam gitu dan agak rewel dan sempet ngajak mama ngeronda sampe jam 4 subuh. Bukan karena demamnya, tapi karena nggak bisa tidur kayaknya setelah kebanyakan tidur dari sore :P Tapi syukur deh demamnya gak berlanjut, setelah dimassage dengan bawang dan minyak kelapa plus mik ASI yang buanyaaak sampe mama laper melulu heheheh, berangsur turun dan akhirnya normal cuma dalam hitungan jam setelah sempat suhunya 39.2 derajat.
Trus ternyata staff kantor nyiapin cake juga buat dipotong rame-rame, karena di bulan April selain si papa, para staff yang cewek ultah semua termasuk si mbak di rumah. Kok bisa sih nyari staff cewek ultahnya di April semua :D Ya udah deh sementara saya belum mood nyiapin apa-apa, potong kue rame-rame di kantor dulu deh...
Yang ini cake-nya. Sementara rose bouquetnya, kebetulan ada yang order jadi dipajang dulu deh untuk mempercantik foto :D
Nah setelah acara kecil-kecil di kantor selesai, papa mesti nganter Bodhi sekolah. Baru deh saya nyiap-nyiapin 'dessert table' abal-abal ini. Hmm sebenernya gak ribet karena memang seadanya properti dan hiasannya. Tapi jadi luamaaa karena ada little helper yang 'rajiiin' banget bantuinnya Akhirnya demi cepatnya selesai saya kasi nonton lagu anak-anak di youtube aja, damai deh :)) Oh iya si papa ceritanya gak tahu nih mau dibuatin sedikit kejutan dari anak-anaknya. Kok anak-anaknya, iya dong soalnya rencana ini udah disepakati jauh-jauh hari dengan Bodhi. Bahkan dia sudah mengatur tugas masing-masing: mama-koko-dedek sembunyi, mama pegang cake, dede cerita yang teriak surprissseeee!!! Wkwkwkw dia sudah menyadarai potensi suara tinggi dedeknya, jadi kebagian tugas teriak :D

Akhirnya jadilah seperti ini detailnya:Dengan modal googling akhirnya nemu komik Conan yang bisa diprint untuk alas makanan.
Di wadah sebelah kiri ada kukis yang dihias mr.smiley dan di belakang ada kukis burung. Yang Mr.Smiley, karena si papa itu kata orang-orang wajahnya selalu keliatan seperti orang senyum hihi. Kalau yang burung sih gak ada artinya, cuma buat nambah-nambahin aja.
Trus yang sebelah kanan itu buah-buahan, ada apel jeruk dan strawberry. Harapannya, porsi makan buah si papa lebih banyak lagi, karena buah itu kaya akan enzym yang bersifat basa jadi bagus untuk tubuh #halah kok dibahas
Trus itu kok ada balon-balon segala ya, heheeh itu namanya usaha. Usaha nutupin coretan si dedek di tembok. Nyoretnya pake spidol coba. kalo dulu koko masih mending cuma pake bolpen jadi gak begitu ketara (kalo difoto).
5 buah cupcakes coklat dengan topping cherry(belle). Kenapa pake cherry karena Bodhi itu cherry lover bangeeeet.. cake kesukaannya aja black forest, hanya karena di atasnya sudah pasti ada cherry nya :D
Trus ada mawar merah dan boneka beruangnya.Biar manis dikit lah. Haha bilang aja sih saya yang memang gak bisa gak pake bunga kalo hias-hias gitu.Abis gimana ya, suka siiih. Oh ya bisa juga dianggap perwakilan Ran (pacarnya Shinichi Kudo - Conan versi gedenya) #heemm emang sih ini alasan sok romantis.
Tapi bagi saya ini masterpiece nya. Birthday card buatan Bodhi :)
Saya pilihin gambar-gambar Bodhi yang hampir 5 rim kertas hvs, saya pilih yang banyak bidang kosongnya supaya bisa ditulisin Bodhi. Dan terpilihnya si Pocoyo ini. Kalau tulisan papa nya itu memang Bodhi udah bisa, tapi happy birthdaynya masih saya eja-in sih. Oh ya itu ada topeng-topeng nya gitu, seingat saya memang ada tokoh yang suka pake topeng. Setelah saya tanya, untunglah bener memang ada :D
Eh tapi, mana minumnya??? Huaaa memang kelupaan, padahal tadinya inget mo bikin jus jambu biji. Ish itu tetep aja lupa kali namanyaa.... Dan akhirnya si papa request teh jahe+ sereh.

Owiyaaa gimana dong ya teknis pelaksanaan surprisenya. Hehehe, Citta gak kompak deh, pas papa pulang dari jemput koko Bodhi sekolah, eh dia tidur aja gitu. Ya udah deh yang ulang tahun yang nunggu sampe bisa tiup lilin. Tapi pas dedek bangun, kita tetep kok pura-pura bikin kejutan buat papa, tapi saya udah janjian dulu. Saya minta anak-anak sembunyi dibelakang pintu, eh pas saya cariin ternyata mereka udah nyungsep berdua di sofa dekat pintu masuk di ruang tamu. Hihihi lucu bangeeet, sayang gak kefoto. Trus pas koko tereak surprise di dedek terguling gitu qeqeqeqe kok dedek yang kaget sih. Tapi papa tetep dong ekspresi kaget hahahah.
Akhirnya tiup lilin deh si papa, dan cupcake nya boleh di makan. Tentu aja, 4 dari 5 cherry ya Bodhi yang ngambil sementara dedek cuma kebagian satu (untung gak ngambek). Tapi cupcakenya nggak ada yang abis makannya. Manis kali ya? Pinteeerrr.....

Happy Birthday ya papa. Semoga selalu sehat dan berbahagia. Kita nggak minta papa selalu sayang kita, karena kita tahu nggak perlu diminta papa sudah sayang dan selalu ada untuk kita.
Be happy Mr.Smiley :D

Saturday, April 14, 2012

Perayaan Cinta


Sebagaimana sering diistilahkan bahwa anak adalah buah cinta dari kedua orang tuanya, maka kami sebagai orangtua mau anak-anak kami tumbuh dalam kehangatan cinta dan kasih sayang. Keinginan yang wajar dari setiap orang tua ya? Oleh karena itu sejak saat kelahiran mereka hingga sekarang, kami berusaha merayakan cinta kami terhadap mereka yang salah satunya adalah memperingati setiap 'pencapaian usia' dengan adat istiadat dan budaya dari kami orangtuanya. Dan kebetulan kami dari dua latar belakang budaya berbeda, saya dari Bali sementara papanya Tionghoa. Dua budaya yang awalnya bagi kami sendiri adalah budaya yang sangat berbeda namun semakin kesini semakin kami menemukan bahwa banyak persamaannya.

Dari semenjak kelahirannya, Bodhi dan Citta, sudah kami rayakan secara Bali dan Tionghoa. Ari-ari mereka kami upacarai dengan adat Bali dan ternyata kami menemukan bahwa dalam adat tionghoa juga ada detail yang mirip seperti misalnya membekali dengan benda-benda tertentu sebagai simbol harapan dan doa orangtua. Ketika berusia 30 hari sesuai kalender Cina, maka kami merayakannya dengan telur merah dan gunting rambut sesuai tradisi Cina. Di saat itu, mertua dan keluarga dari pihak suami datang untuk membantu. Tapi upacara adat Bali saat usia 42 hari kami lewatkan, karena kami pikir sudah dijalankan tradisi Cina di usia 30 hari. Lalu saat usia 3 bulan dan 6 bulan secara kalender Bali, kami rayakan dengan upacara adat Bali. Dan untuk bagian ini, ibu saya yang kebagian seksi repotnya. Kemudian saat mereka mencapai usia setahun, berbarengan dengan ulang tahun pertamanya, kami tetap tambahkan upacara tradisi Cina yaitu anak diberikan pilihan barang-barang seperti misalnya dompet/kertas angpaw, buku, kalkulator, stetoskop (kalau yang ingin anaknya kelak jadi dokter), bahkan bisa jarum dan benang jahit. Mungkin harapannya nanti besar anaknya jadi designer pakaian ya :)

Bagi kami, semua itu sangat menyenangkan. Selain menjaga tradisi kami juga mengambil moment itu untuk menegaskan harapan kami kepada anak-anak, harapan umumnya orang tua yaitu semoga mereka selalu berbahagia. Disamping itu juga kami ingin membahagiakan orang tua kami, dengan menjalankan tradisi yang mereka dulunya juga jalankan untuk kami anak-anaknya. Terlihat dari bagaimana mereka para kakek dan nenek begitu bersemangat menyiapkan upacara untuk para cucu tersayang.

Kalau ada yang beranggapan menjalankan tradisi adalah pemborosan, tapi bagi kami tidak sama sekali. Karena kami selalu menjalankannya dengan sederhana, sesuai kemampuan kami. Tidak perlu mengundang banyak orang, justru disaat seperti itu kami hanya ingin merayakannya dengan orang-orang terdekat. Karena bukan hebohnya acara yang kami inginkan, kami justru ingin yang santai kekeluargaan. Bahkan jika ada yang beranggapan itu hanya takhayul, kami juga tidak peduli. Karena dasar kami menjalankannya, bukan semata keinginan heroik sebagai pelestari budaya dan adat istiadat, tapi tujuan kami seperti yang disebutkan di awal semata ingin merayakan cinta. Cinta kami kepada anak-anak, juga cinta kami kepada orang tua kami.
Citta gunting rambut saat umur sebulan. Ini sesuai tradisi Cina, walaupun saat itu yang menggunting rambut Citta adalah seorang Bikhu Buddhist yang khusus menyempatkan diri datang ke rumah kami di pagi buta. Berkah bagi Citta dan kemi sekeluarga :)

Upacara 3 bulanan secara adat Bali, di saat ini pertama kali Citta secara resmi boleh menginjak tanah.

Ulang tahun pertama dibarengi dengan tradisi memilih barang.
Saat itu Citta memilih telur dan jarum+benang jahit.
Kata mertua, anaknya doyan makan dan calon designer ^_*
Doyan makannya hmmm masih tetep agak memilih sih, maunya yang tasty.
Soal calon designer, hmmmm kita lihat saja nanti ya.
Just for fun :D

Note:
Kalau fotonya kebanyakan untuk acara Citta, itu karena saya males ngubek file-file lama untuk acara Bodhi :) *Bukan mama pilih kasih ya koko....
Foto paling atas,Bodhi dan Citta, diambil saat upacara ulang-6-bulan Citta. Berhubung upacara 6 bulan yang pertama kami sedang tidak di Bali karena berbarengan dengan saat kami merayakan tahun baru Imlek di Palembang, jadi baru diadakan Maret 2012 yang lalu. Oh ya kalau sesuai kalender Bali itu peringatan hari kelahiran bukan setahun sekali tapi 6 bulan sekali, karena dalam kalender Bali hanya terdiri dari 210 hari.
Jadi begitulah, karena kami tidak secara ketat juga mesti plek sama persis, tapi lebih ke sempatnya kami, semampunya kami, jadi tidak ada beban tidak ada paksaan. Ya karena itu tadi, yang atas nama cinta tak boleh ada kata memaksa :)

Good Idea, Bodhi.

Tadi sore mama dan Bodhi pergi berdua nyari kostum untuk acara Racial Harmony di sekolah sabtu depan. Belum dapet sih kostumnya, karena bingung mau pake kostum negara mana ya. Dress code nya sih traditional costume atau favorite costume. Nyari-nyari di toko sepanjang seminyak, kebanyakan nemunya kostum penyihir, pirate, princess dan yang serem-serem gitu deh yang biasanya dipake pas Halloween. Trus mehong aja gitu harganya, ish makin males. Soalnya saya males sih beli mahal-mahal kepakenya juga jarang kan, trus kalo dipake berkali-kali kostum yang sama kok rasanya gak kreatif ya. Pengennya sih yang murah meriah (bikin sendiri juga gak apa) tapi unik nggak pasaran. Mungkin nanti bakal bikin sendiri atau mentok-mentok pake Chinese costume kali yah hihihi standard banget.

Owiyah tadi pulang dari shopping (tetep shopping dong, kan dapet belanja sepatu sekolah buat koko dan baju ultah buat dedek Citta, ehm perasaan ultahnya masih 3bulan lagi aja gitu udah beli dari sekarang haha ketauan cari alasan) kita mampir makan sushi dulu. Nah pas makan sushi minumnya ice green tea (free flow nih minumnya kalo disana. penting yaaa sampe disebut hehe). Nah si koko ini suka banget kan sama es batu, jadi kalo ada kesempatan makan di luar dan mesen ice tea, pasti yang dia cari esnya. Trus tadi itu esnya kegedean jadi gak bisa diemut sama dia. Eh trus dia bilang gini dong: "Bodhi punya ai-di-ye ma.Bodhi biarin aja dulu esnya direndam air teh. Jadi nanti dia mencair dan jadi kecil. Baru Bodhi bisa makan esnya." Hehehehe iya iya, good idea itu ko.. :D