Tuesday, July 21, 2009

Merenung Sejenak

Huhuhu hari ini rada lemes letih lesu. Lemes dari kemarin, trus dilengkapi tadi pas jam makan siang Bodhi ga abisin makanannya. Masih ada sisa dipiringnya, dia bangun dari high chairnya sambil ngucek-ngucek rambut. Hwaaaa mama jadi panik lalu buru-buru mau nahan badan dan tangannya, akibatnya sisa makanan di piringnya kesenggol mama dan buyar kemana-mana...

Waddduh, mo meledak rasanya. Ditahan-tahan sambil komat-kamit nyebut, narik napas dalam-dalam.... tapi ga berhasil. Jadinya ngebentak Bodhi, "tuh kan jadi berantakan, makanya Bodhi kalo makan jangan banyak gaya...!!" Dan Bodhi jadi terisak-isak mau nangis :(

Setelah bersihin makanan yang tumpah, pokoknya udah beres urusan di bawah, si Bodhi udah nangkring aja di tengah-tengah tangga minta ke kamar. Ya udah diturutin, pas sampe atas dia nunjuk hiasan dinding dan bilang "mama...Budha..." Memang di dinding atas ada hiasan dinding Budha Tidur. "iyah nak itu Budha..." jawab Mama. Trus dia lurus aja nggak belok masuk kamar, malah masuk ke ruang altar. Buka lemari altar tempat nyimpen buku-buku, dia pilih satu buku favoritenya yang ada gambar Budha besar di sampulnya, judulnya The Spirit of Dharma. Mungkin dia suka, karena gambarnya Budha berwarna emas yang eye catching berkilauan. Lalu dia pilih satu buku lagi, buku kecil seperti buku saku. Lalu dia buka satu halaman, dia sodorin ke mama trus bilang "mama....mama...". Begitu mama ambil bukunya, dia langsung sibuk dengan bukunya sendiri, bolak balik halaman, nunjuk foto-foto orang yang banyak di bagian belakang buku.

Sambil nemenin Bodhi, mama liat halaman buku yang dibukain Bodhi tadi, hmmm halaman 64 dan 65.

Hal 64 isinya seperti ini:
PERCAYA DIRI
Setiap orang mempunyai kualitas dan keunikan kualitas. Mengapa peduli kepada penghargaan atau penghinaan orang lain? Jadilah dirimu sendiri dan bergembiralah.

Hal 65 isinya seperti ini:
MEMPERBAIKI DERITA
Ada empat tahap memperbaiki derita dalam hidup. Apakah empat tahap itu; menyadari derita, menemukan sebabnya, melepaskan diri dari derita dan tidak mementingkan diri sendiri.

Ow ow, menurut saya isi halaman 65 yang pas untuk saya saat ini. Sedang menderita, lemes letih lesu yang berefek ke emosi. Lalu iseng saya lihat judul bukunya, judulnya "Merenung Sejenak". Hihihihi mungkin Bodhi mau mama merenung, jangan marah-marah, karena selain bikin mama menderita, Bodhi juga menderita...buktinya tadi sampe terisak-isak hiks hiks hiks gituh. Jadi mama mesti inget, ngga boleh mementingkan diri sendiri, ada anak nih ma...

Jadi malu sama anak, makasi ya sayang.....

Monday, July 20, 2009

Ngga perlu gemuk untuk menjadi lucu :P

Beberapa waktu lalu ada sodara yang berkunjung ke Bali dan komen kok Bodhi sekarang kurusan ya, nggak seperti dulu yang ndut banget.
Sebenarnya sih udah biasa denger komen seperti itu sejak Bodhi mulai bisa jalan. Mulai banyak aktifitas dan sangat-sangat aktif. Sebenarnya ngga peduli sih kalo dibilang Bodhi nggak segemuk dulu, selama dia sehat, aktif dan tumbuh kembangnya sesuai usianya. Tapi jadi merhatiin juga sih foto dari anak-anaknya temen, entah di facebook atau di blog. Rata-rata yang maem makanan rumahan memang nggak segemuk anak-anak yang biasanya banyak minum susu aja karena nggak terlalu mau makan.
Sementara ini saya menyimpulkan: anak yang makan dengan gizi berimbang memang cenderung tidak gemuk, karena semua makanan yang masuk dipergunakan sesuai fungsinya, tidak berlebihan sehingga tidak perlu disimpan sebagai lemak di bawah kulit.
Well, cuma kesimpulan seorang amatir sih. Kira-kira ada setuju atau ingin mengoreksi ngga???

Thursday, July 16, 2009

Hati-Hati Lho...

Kalau sayang anak maka berhati-hatilah bertingkah laku dan berkata-kata di depan anak. Ini pengalaman pribadi dan semoga saya bisa menjaga prilaku dan perkataan sehingga tidak mengikuti contoh yang hmmm kalau boleh dibilang kurang baik ini. Memang sih saya sebagai ibu juga jauh dari sempurna, sehingga tidak layak menilai baik dan buruk nya. Tapi sesungguhnya saya bersyukur ditunjukkan contoh seperti ini, supaya jangan ditiru karena saya sudah tahu hasilnya adalah keburukan.
Awalnya saya tidak begitu menyadari perilaku anak ini selain sebagai kebandelan anak-anak atau kecerewetan anak kecil. Walaupun usianya sudah 12 tahun tapi tingkah laku boleh dibilang kalah oleh anak kelas 2 SD. Setiap orang lain berkata sesuatu maka si anak akan langsung berkomentar. Setiap ucapan langsung dicounter tanpa pikir panjang. Pokoknya kalau kita bilang 1 dalam hitungan detik dia langsung bicara -1. Begitulah selalu dia cari kontranya, walaupun sepertinya dia tahu yang dia bilang itu salah. Pokoknya dia hanya ingin berkomentar tapi yang sebaliknya. Melihat kecepatan dia mencari lawan kata ataupun usahanya menyanggah menurut pandangan saya anak ini cerdas. Setelah beberapa hari saya juga mulai menyadari bahwa bukan hanya si anak yang bersikap seperti ini, tapi ibunya juga!!! Setiap saya bercerita apa, dia tidak mau kalah dengan cara memojokkan saya. Padahal saya tidak meminta komentarnya, saya hanya bercerita. Si ibu ini juga sangat jarang berkata yang netral apalagi positif, selalu negatifnya atau dia yang lebih plus. Dan kecepatannya menyanggah juga sama hebatnya dengan si anak, dalam hitungan detik!! Jadi tidak mungkin kan si ibu yang meniru si anak?? Ya benar sekali, si ibu sudah memberi contoh pada si anak. Dan yang lebih parah lagi, setiap kali si anak bertingkah seperti itu, si ibu marah-marah dengan mengata-ngatai anaknya. Misalnya dengan mengatakan: "jangan banyak komentar!!" atau "kamu ya kelakuan seperti anak TK" atau "pantaslah di sekolah nggak ranking, ngomong sembarangan melulu kerjanya!!". Miris mendengarnya, dia tidak menyadari kesalahan yang dia lakukan, tapi malah menghakimi si anak, lalu menghubungkannya dengan rangking di sekolah. Sangat tidak masuk akal. Pantas saja semakin lama saya perhatikan si anak ternyata minder. Ke tempat ramai dia takut, lebih senang di rumah daripada diajak jalan-jalan ke keramaian. Mungkin ini ada hubungannya ya dengan penghakiman yang dilakukan oleh si ibu bahwa dia bodoh karena tidak rangking satu, bahwa dia si biang kerok yang selalu bicara sembarangan.
Memang hal-hal seperti mendidik anak sulit dalam penerapannya, tapi bukannya tidak mungkin. Tidak semudah teori di buku atau saran para psikolog. Keadaan di lapangan berbeda dengan yang di atas kertas. Saya juga tahu tantangan saya masih banyak dan perjalanan masih sangat panjang, makanya saya berterima kasih sekali diberi contoh-contoh seperti ini.

Thursday, July 9, 2009

like and dislike comment

Mama punya temen yang rajin posting foto anaknya di facebook dan seringkali di comment 'like this' alias dikasi jempol oleh suaminya.
Trus mama iseng nanya papa, kok nggak pernah comment seperti itu di foto-foto Bodhi yang mama posting di facebook.
Jawaban papa begini: "Lha semua orang juga sudah tahu kalo papa pasti like anak papa. Buat apa diumumin lagi".
Ummmm iya juga sih ya, mana ada ortu yang dislike anaknya. Dan kalo udah comment like di satu foto berarti mesti comment juga di semua foto. Cape juga ya hehe. Karena kalo nggak comment berarti ngga suka dong.
Ya ya ya jawabannya bisa diterima, dan memang nggak mungkin menyamakan papa Bodhi dengan yang lain hihihi ^^

Monday, July 6, 2009

Kue Kering Kesemek

Ini adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban karena mengangkat soal kesemek di milis hahaha. Penasaran banget dengan rasa si kesemek, apalagi setelah tahu ternyata kandungan gizinya OK banget. Diantaranya:
"Buah kesemek segar mengandung 19,6% karbohidrat, terutama fruktosa dan glukosa, 0,7% protein, vitamin A dan kalium. Setiap 100 g kesemek mengandung energi 88 kal, karbohidrat 15 g, kalsium 6 mg, fosfor 26 mg, retinol 813 mcg, dan asam askorbat 20 mg. Bandingakn dengan jeruk yang hanya zat aktif retinol 57 mcg/100 g-nya. Kesemek kaya akan serat, kandungannya dua kali lebih banyak dari apel, karena itu cocok dikonsumsi bagi yang menjalani program penurunan berat badan. Asyik juga dipakai untuk mencegah konstipasi (tapi jangan kebanyakan yak, ntar malah diare hihihih). Khasiat lainnya sebagai antioksidan, mencegah prematur aging dan menjaga tekanan darah agar tidak melewati ambang batas. Asyik kan ibu2, makan kesemek bisa langsing dan awet muda !"
Nyari-nyari di supermarket trus terpilihlah 3 buah kesemek beruntung :P yang dipilih berdasarkan kematangannya, 1 bh yang matang sekali, 1 bh yang mengkal dan 1 bh yang mentah.
Hmmm bingung juga mo diapain, walaupun sebenarnya katanya dimakan langsung udah enak dan lebih bergizi tentunya. Hmmm tapi menurut saya terlalu wangi :P akhirnya si matang sekali dikerok isinya dan dijadikan filling pancake. Dan yang si mengkal yang kemudian akhirnya menjadi matang juga, kemarin jadi kue kering kesemek. Campurannya ngasal banget, makanya gak tahu ini termasuk sukses atau nggak. hehehe
Bahannya:
- 1 buah kesemek matang kerok isinya
- 1 buah kuning telur
- tepung arrowroot
- 1 sdt olive oil/butter cair/margarin cair
- keju cheddar parut (optional), saya mikirnya, kalo kue nya nanti nggak enak minimal ada kejunya yang pasti bisa saya makan :D

Caranya:
1. kocong kuning telur pake whisk aja, trus campur olive oil dan buah kesemeknya
2. masukkan tepung arrowroot sedikit-demi sedikit sampai adonan bisa dibentuk atau cukup solid. Saya sih plus dimasukin kulkas kurleb 10 menitan.
3. Sendok adonan satu sendok makan dan letakkan di atas loyang yang sudah dioles mentega dan ditaburi sedikit tepung supaya nggak lengket. Taburi keju.
4. panaskan oven suhu 190C selama 10 menit, masukkan kue nya. Nah dipanggangnya ini yang ngak tahu pasti waktunya, pokoknya di test aja kalo udah kriuk berarti udah cukup. Untung aja sekalian ngopen makanan lain jadi gak rugi listrik secara rada lama juga manggangnya, mungkin terlalu lembek adonan yang saya buat. (lupa moto in adonan sebelum dipanggang, soalnya bikinnya malem-malem dan sekalian nyiapin makan malam).

Nah hasilnya rapuh di luar dan di dalemnya berserat seperti nastar itu, dan rasanya manis banget euy. Seperti ada aroma madunya. Trus mungkin karena banyak kadar gulanya, si kesemek sampe jadi karamel gitu hehehe. Saya sih lumayan puas dengan hasilnya, dan Bodhi juga seneng nyemilnya, walaupun nggak banyak-banyak. Sekali makan habis satu aja, mungkin terlalu manis. Hmmm atau mungkin memang nggak suka?? hahahaha
Nah kalo ada yang berpengalaman bikin kukis dan kebetulan nyasar baca ini, tolong dikoreksi ya kalo ada yang salah atau kurang dari proses dan bahannya. Walaupun cukup puas, kok rasanya masih ada yang kuraaang gitu, tapi gak tahu apa hehehe.

update: baru aja saya makan lagi yang lebih tipis kue nya, eh garing banget lho dan caramelized cieee bener gak tuh nulisnya. Jadi kuncinya ternyata di tebal tipisnya adonan yang dicetak.
Jadi saya puaslah sekarang dengan hasilnya, kriuk kriuk gituh.

Di gambar bawah keliatan ada yang coklat tua nongol?? Itu kesemek yang jadi karamel.


nah yang di bawah ini, bagian dalemnya si kuker kesemek, mirip nastar jadinya.

Sunday, July 5, 2009

Berenang Lagi...

Sudah sebulan Bodhi nggak diajak ke Desa Seni untuk berenang. Mungkin gara-gara itu, pas mau dicemplungin ke kolam dia seperti kurang happy gitu, cuma mau duduk di pinggir kolam. Waktu mama ajak turun ke kolam, dia cuma bilang "ngak...dodok...dodok...". Padahal biasanya, mama yang panik kalo Bodhi udah liat kolam, panik karena anaknya maen ngibrit dan mau nyemplung ke kolam aja.
Setelah semua rayuan dikeluarkan, termasuk dibantu bapak-bapak petugas disana dengan ngumpulin semua bola dan ban berenang, akhirnya dia mau juga nyebur dengan sedikit mengernyit. Heheheh dingin kali yaaah, padahal udah jam 9 pagi.
Setelah nyebur ternyata nggak semudah itu juga bikin Bodhi mau main di air, main bola lempar mau, tapi curang nggak mau bergerak dari tempatnya. Kalo mau jalan juga mesti dipegangin. Tapi ternyata nggak berapa lama Bodhi mulai menikmati. Di "terbang-terbangin" di air, seneng banget, trus perutnya disangga, eh dia bisa ngapung juga. Walaupun kadang inget kadang nggak untuk goyang-goyang kakinya. Saking senengnya ngga mau berenti dan selalu bilang "agi...agi..".
Nggak kerasa berenangnya udah hampir sejam, daripada gosong akhirnya diajak pulang deh tapi sebelumnya menikmati yoghurt muesli dan air mineral.
Senang yaaaa...mudah-mudahan bisa tiap minggu ngajak berenang, alias mama dan papa nggak sok sibuk banyak acara :P
Eh ya Bodhi terkenang banget dengan si bapak penjaga kolam, kalo ditanya kemarin Bodhi berenang dimana? Dia jawab,"bapak...bapak...daaah bapak...bye-bye..." hehehe nggak nyambung ya pertanyaan dan jawabannya.


bola-bola pancingan


terbang di air


cieeeh udah berani lepas tangan

Thursday, July 2, 2009

Orang Tua Trendy

Nggak cuma fashion yang ada trendnya, gaya asuh orang tua juga ada trendnya. Ya wajar sih, di dunia ini apa sih yang nggak berubah? Nulis soal ini terinpirasi tulisan di majalah mother and baby sih, trus jadi membandingkan dengan diri sendiri. Sudah trendykah saya?? hehehe
Walaupun nggak sengaja untuk menjadi trendy, tapi mau nggak mau dan secara tidak sadar karena pengaruh informasi yang kita dapet, gaya asuh kita juga jadi mengikuti trend.
Yuk disimak yang dianggap trend masa kini itu yang seperti apa sih:

1. Mal adalah tujuan favorite jalan-jalan.
Kalau bagi kami sih bukan tujuan favorite, malah lebih senang kalo ngajak anak main ke sawah, berenang, hmmm kalo ke pantai memang jarang secara anaknya yang memang nggak suka. Pokoknya ke mall ya buat belanja aja. Beruntung di Bali ngga banyak mall. Jadi godaan nya nggak banyak juga. Walaupun termasuk sering ke mall, tapi bukan buat cari hiburan. Memang ada tujuannya. Jadi untuk hal ini saya anggap saya nggak trendy.
2. Katanya nama Najwa dan Keanu lagi trend belakangan ini. Dalam hal ini saya pun jelas-jelas nggak trendy, wong nama anak saya Bodhi kok hehehe. Tapi saya justru senang karena nggak trendy, berarti ga banyak yang nyamain.
3. Biaya hidup yang tinggi membuat banyak pasangan suami istri harus bekerja sehingga pengasuhan anak sementara kedua orang tua bekerja mau tidak mau diserahkan kepada orang lain. Nah yang trend sekarang adalah dititipkan di tempat penitipan anak atau di rumah kakek nenek.Karena saya ibu rumah tangga, maka sekali lagi saya bukan orang tua yang trendy.
4. Sekolah dini. Teori takut anak bosan sekolah tidak berlaku lagi. Minimal bayi berusia 3 bulan pun sudah bisa diajak 'bersekolah'. Kalau dalam hal ini, sepertinya saya setengah trendy :P Karena saya juga inginnya anak saya bersekolah dini, tapi sekolah musik, berenang, ikut kelas yoga atau olah raga apapun yang dia suka. Bukan sekolah baca tulis hitung. Yang itu maunya sih home schooling aja dulu. Biar mamanya aja yang ngajarin, jadi mau nggak mau mamanya belajar juga biar ngga karatan.
5. Orang tua saat ini cenderung menganut gaya hidup sehat. Mereka lebih suka memilih bahan makanan organik, mengurangi fastfood dan menghindari penyedap makanan. Naah, saya maunya trendy banget kalo yang ini!!! Apapun dilakukan, browsing, beli buku, join milis, ikut seminar bila perlu untuk selalu update soal yang satu ini. Sekarang biaya ke dokter muahaaale sampe bikin termehek-mehek!!
6. Kini orang tua cenderung memilih pengobatan alami dan tidak segera memberi obat bila anak sakit terutama antibotik. Uuuuh kalo yang ini saya juga harus nggak boleh ketinggalan dong, ibaratnya fashion saya harus tahu perkembangan dunia kesehatan yang baru, biar gak diboongin, nggak dibodohin. Yaaa mungkin nggak sedalem dokter kali ya ilmunya, tapi minimal pas diajak ngobrol sama dokter saya tahu gastroenteritis itu yang biasanya disebut flu perut, jadi tahu penanganannya gimana jadi nggak asal kasi obat yang diresepkan ke anak saya. Tapi amit-amit sih mudah-mudahan nggak pernah.

Di artikel sih disebutin sampe 6 point itu aja. Tapi pengen nambahin satu ajah. Orang tua trendy itu adalah yang ngajarin cinta lingkungan ke anaknya. Sebiasa mungkin beli produk lokal aja untuk mengurangi jejak karbon. Terutama bahan makanan, buah lokal, sayuran lokal. Maksudnya yang sudah ditanam di indonesia atau di bali, jadi nggak perlu import. Mengurangi pemakaian diapers, karena diapers perlu ratusan tahun loh untuk hancur di tanah. Kalo belanja bawa kantong plastik sendiri kecuali kelupaan hehehehe. Kalo pergi yang deket-deket jalan kaki atau naik sepeda aja. Trus juga ngasi tahu ke anaknya, punya sawah sejuta hektar sama bergengsinya dengan membangun tower 101 lantai.

Jadi saya orang tua yang trendy nggak ya???