Friday, August 10, 2012

Belajar Bersama ya Nak

Apa kabar Bodhi? Si sulung saya yang belakangan ini kok jadi makin manja ya sama mama? Bobok pengennya dipeluk mama dulu. Sebelum berangkat sekolah, walaupun sudah mandi dan rapi berganti baju, tapi masih ogah-ogahan turun dari kamar. Mesti mama jemput dulu ke kamar. Ohya Bodhi kalau mandi pagi dimandiin papanya, pokoknya sampe rapi. Mama cuma siapin aja pakaian seragamnya. Soalnya kan mama pasti udah bangun duluan, trus mesti beres-beres juga siapin sarapan. Papa yang bangun kemudian langsung mandi, setelah papa beres langsung mempersiapkan Bodhi. Bagi tugas lah ceritanya,supaya semua happy hahaha.
Kalau dari pencapaian di sekolah, saya dan papanya senang-senang aja :) Karena kami memang gak pernah masang target apa-apa, pokoknya Bodhi mesti happy di sekolah jadi otomatis pasti happy belajar. Dan Bodhi sudah memberikan hasil terbaik yang dia mampu, termasuk penilaian sebagai anak yang menyenangkan, yang siap membantu dan berbagi, have such a huge heart kata gurunya. Menurut instruksi dan peraturan, berbakat di menggambar dan punya daya ingat yang baik untuk semua hal yang sudah dipelajari. Kalau dari penilaian per mata pelajaran, mayoritas nilainya A, bahasa mandarin rata-rata B mungkin ya, karena dari 3 point dalam bahasa mandarin dia mendapat 1 nilai A, 1 nilai B dan 1 nilai C. Nilai C nya ini untuk menyebut anggota tubuh dalam bahasa mandarin :) Selebihnya nilainya A dan B. Terima kasih sayang untuk usahanya :)

Nah sekarang Bodhi sudah Kindergarten 1, TK Kecil gitu deh. Karena Bodhi usianya nanggung, tapi saya sih tidak pernah mempermasalahkan. Buat apa sih sekolah buru-buru, yang penting happy lah hehe. Sejak K1 ini Bodhi sekolah pagi, walaupun seminggu pertama sempat ikut kelas yang siang, tapi karena yang siang hanya Bodhi sendirian sementara kelas pagi ada 4 orang teman, saya pikir akan lebih baik kalau dia mulai ada teman sekelas, setelah sebelumnya di Playgroup dia hanya sendirian, tapi saat kelas mandarin dan komputer digabung dengan teman-teman lain di kelas yang lebih besar. Dalam pertimbangan saya, dia akan belajar untuk menunggu giliran, belajar berbagi, dan berkomunikasi juga menjadi lebih aktif karena anak-anak di kelas yang pagi itu 3 dari 5 anak adalah anak-anak yang berbahasa Inggris aktif. Oh ya saya memang bukan ibu yang ketat bahwa anak hanya belajar bahasa Indonesia, saya malah tidak apa-apa kalau anak-anak saya berbicara dengan banyak bahasa selama mereka menikmati bukan karena dipaksa. Contohnya, di rumah mereka berbahasa Indonesia, di sekolah mereka berbahasa Inggris, ketika bertemu kakek nenek dari pihak papa mereka boleh berbahasa Mandarin, ketika dengan ibu saya mereka saya perbolehkan diajak berbahasa Bali. Saya tidak memaksa orang lain yang harus menyesuaikan diri dengan anak-anak saya, tapi sebaliknaya saya juga tidak memaksa anak-anak untuk menyesuaikan bahasa dengan orang lain. Bingung ya? Hmm tapi kayaknya anak-anak itu sudah alamiah ya, mereka bisa menyesuaikan diri. Kadang mereka memang berbicara campur-campur jadinya. Tapi saya tetap tidak menyalahkan, soalnya kalau saya menyalahkan sama juga dengan memaksakan, kalau saya minta mereka hanya berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia (halah kok jadi sumpah pemuda gini hahaha) ya tetap nggak enak di mereka juga kan, kalo mereka bisa ya kenapa nggak?? Kalo  mereka nggak mau ya sudah pasti mereka menolak secara alami juga. Diikutin gimana enak anaknya ajalah, saya nggak mau terlalu ikut teori ini itu, selama anak menjalaninya dengan senang dan itu tidak berbahaya, saya ikut mengalir saja.
Nah soal jam sekolah pagi ini, awalnya saya sempat khawatir karena Bodhi adalah anak yang sangat susah bangun pagi, tapi ternyata hanya dengan sekali bujukan "kalau sekolah pagi banyak temannya", Bodhi belum pernah bolos karena telat bangun :) Dia hampir selalu bersemangat untuk ke sekolah, bahkan sewaktu demam sehari seminggu yang lalu, begitu badannya enakan dia minta masuk sekolah lho. Ini yang saya harapkan dari dulu semenjak Bodhi belum sekolah, kalau dia bersekolah dengan senang bukan terpaksa :) Semoga seterusnya begitu ya Bodhi. Oh ya Bodhi kan role model Citta adiknya, kalau Bodhi semangat sekolah semoga Citta juga mencontoh yang baik seperti ini :)
Di K1 ini Bodhi sudah mulai diajak membaca buku, dan saya kaget aja dong pas iseng-iseng saya ajak dia baca-baca buku ceritanya yang didapat dari sekolah, dia bilang "Sini Ma, Bodhi yang baca in buat Mama". Oh ok, saya pikir dia hanya gegayaan, ternyata dia bacain saya satu buku dari awal sampai selesai :) Mungkin menghapal, tapi menghapal satu buku tetap bikin saya kaget hahaha. Dan dia tidak membaca cepat seperti layaknya menghapal, dia lihat dulu dua huruf pertama lalu dbaca dengan benar. Saya senang tentu saja dan merasa perlu memberi apresiasi kepada ibu guru yang sudah membuat Bodhi mampu membaca satu buku cerita. Saya tahu itulah kebahagiaan seorang guru, ketika muridnya membuat sebuah pencapaian. Maka saya email gurunya, dan tentu saja Ibu Guru senang dan bilang "It's mean a lot for me, mum".  Dan untuk minggu ini Bodhi sudah belajar tentang tema baru lagi yaitu makanan dan minuman, berarti buku ceritanya pun sudah berganti lagi dan di hari kedua saya iseng lagi minta dia membaca dan dia mampu membaca sampai selesai. Ya tentu sekolah bukan hanya tentang membaca ya, tapi kalau mau diceritakan semua ya bisa gak habis-habis, ini saya highlight saja tentang membaca karena salah satu hal yang saya anggap saya tidak akan mampu ajarkan sendiri di rumah, salah satunya adalah membaca :D Kalau berhitung, tadi pagi-pagi sebelum sekolah saya iseng aja sih nanya, kalau mama punya pesawat 5 trus yang 2 belum landing di airport, berarti di airport baru ada berapa pesawat Bodhi?? Dan setelah dihitung, dia jawab : tiga mama :D
Lalu mengenai les musik. Bodhi baru saja selesai ujian Junior Music Class 1 dengan hasil baik. Padahal itu anak ya udah bikin mamanya deg-deg an karena kalo latihan banyak gayanya. Tapi pas ujian, kok bisa dia serius dan berhasil. Yang jadi catatan, diminta berani menyanyi lebih keras. Kalau penilaian permainan keyboard, menyanyikan dan mengenali notasi, penilaiannya sudah bagus. Kalau menurut saya, soal menyanyi keras itu karena dia masih ragu, takut salah. Karena memang lyric nya itu agak rumit tidak seperti lagu anak pada umumnya. Jadi Bodhi terlalu berhati-hati. Soalnya kalau dibilang takut menyanyi keras, pas di acara kenaikan kelas di sekolah dia nyanyi You Are My Sunshine sama gurunya (Bodhi nyanyi, gurunya main gitar), suaranya keras lho. Karena dia memang sudah yakin dan lyricnya mudah bagi dia. Tapi gapapa kok nak, Bodhi sudah melakukan yang terbaik. Dan tahu nggak sih kalo Bodhi ngerasa udah bikin saya senang (dia ngerti banget perubahan air muka saya tanpa perlu mamanya banyak bicara), dia yang nyium saya lho bukan saya yang nyium dia :D Sambil bilang gini, Bodhi pinter ya ma? Mungkin saking girangnya mamanya nggak cemberut hahaha.
Dulu kalau saya dengar cerita orang-orang tentang hebohnya anak mau ujian, hebohnya bikin pe-er, saya sudah sering membatin, kalau saya nanti bagaimana ya? Orangtua yang seperti bagaimanakah saya? Apakah akan banyak menuntut? Apakah saya akan ikut panik atau santai saja? Setelah saya mengalami sekarang, saya sendiri belum bisa menilai saya ini sudah menjadi orangtua yang bagaimana. Anak saya merasa bahagia nggak dengan cara orangtuanya mendidik dia. Dan memang sepertinya terlalu dini kalau berani menilai sekarang ya. Perjalananan masih jauh, masih banyak kondisi yang bisa terjadi. Pokoknya anak belajar ya orangtua belajar juga.  Tapi setidaknya sepanjang perjalanan saya belajar dengan anak-anak, terlalu berlebihan itu nggak baik ya memang hehehe. Terlalu santai yang nggak bagus, terlalu keras ya juga nggak bagus. Jalan tengah memang paling pas, nah pe-er nya kapan kita tahu itu sudah jalan tengah terbaik? Ya itu memang nggak bisa dikasi point-point tertentu. Beda kasus beda solusi, beda waktu beda lagi solusinya. Untuk kasus yang sama, jika setahun yang lalu bisa diatasi dengan solusi A, makan untuk saat ini belum tentu bisa lagi bisa diatasi dengan solusi A. Pokoknya belajar terussss deh judulnya.