Wednesday, May 2, 2012

Meniti Tangga Nada

Aish judulnya sok manis banget ya :) Tapi sesungguhnya ini menggambarkan perjalanan Bodhi (dan mama) belajar musik. Dulu saya pernah cerita soal ini. Nah akhirnya sampai juga kita ke kelas Junior Music, yang mana kelas JMC ini ada beberapa stage dan Bodhi baru di stage 1 #ngusap dahi yang gak keringetan. Di kelas ini sudah mulai bermain musik, kalau di Music Wonderland dulu lebih banyak seperti bermain, membuat anak 'merasai' musik melalui tinggi rendah keras lembut nya nada. Melatih anak belajar duduk diam, yang mana buat anak usia 3 tahunan itu bisa duduk diam adalah perjuangan tersendiri. Tapi jangan dibayangkan mereka dididik keras lho, semuanya tetap menyenangkan. Paling-paling kalau ada yang iseng pencet-pencet tuts keyboard sebelum diinstruksikan, hanya diingatkan:"hayooo tangan pintar di paha". Jadi mereka belajar memahami dan mendengarkan instruksi juga.
Bagi saya yang tidak bisa bermain musik, kelas Junior ini sudah semakin berat. Belajar membaca not balok, melatih tangan kanan, menghapal lagu. Bahkan minggu ini sudah mulai latihan dengan tangan kiri. Duh saya sampai menciumi Bodhi lho, sambil bilang "yang rajin ya latihannya, Bodhi pasti bisa".  Yang mana rasanya lebih tepat sebagai penyemangat diri saya sendiri untuk lebih sabar mendampingi Bodhi belajar, lebih tegas kalau dia mulai malas latihan. Tapi jujur, saya sendiri kadang berasa nggak enak juga harus tegas yang biasanya jadi diidentikkan dengan memaksa. Karena les musik ini kan bukan murni keinginan Bodhi, tapi kami orang tuanya yang mengarahkannya. Karena bagi kami ini baik (dan mudah-mudahan kami tidak salah). Jadi kalau meminta dia agak keras, rasanya gimanaaaa gitu. Ya akhirnya berusaha memilih kata-kata yang tidak dirasakan sebagai paksaan karena khawatir juga dia malah trauma belajar. Misalnya,"Bagaimana kalau kita latihan musik Ko?" atau "Sepertinya sudah lama nih Bodhi nggak latihan musik, kan katanya Bodhi mau seperti miss Lenny yang bisa main piano tanpa melihat tuts nya. Jadi mesti latihan supaya bisa sehebat Miss Lenny."
Bagaimana hasil latihan Bodhi sejauh ini? Bagi saya cukup menyenangkan hati. Walaupun latihan kadang lebih banyak becandanya, lha iya padahal dia sudah tahu do itu dimana, re itu yang mana, tapi kadang dimeleset-melesetin gitu tangannya. Emang Srimulat bener nih anak (eh ya pada tahu Srimulat nggak ya, hehehe). Apalagi kalau menyanyi, paling nggak suka kayaknya dia. Mungkin karena lyric lagunya yang cukup rumit bagi anak seusia dia ya (gurunya juga mengakui soal rumit ini). Tapi ya mungkin karena terjemahan dari jepang ke inggris kemudian ke indonesia, jadinya rumit deh. Mungkin dalam kosakata Jepang itu ber-rima dan gampang diingat, setelah diindonesiakan jadi tidak semudah itu. Mungkiiiiin lho ya. Dan soal malas bernyanyi ini juga disebut sebagai yang masih perlu ditingkatkan dari kemampuan Bodhi. Begitu yang disebut gurunya sewaktu parent meeting minggu lalu. Mengenai kemampuan memainkan keyboardnya udah cukup baik katanya. Dan yang masih perlu dilatih lagi itu Solfage nya. Bodhi suka males buka mulut katanya hehehe. Oh ya solfage itu yang kayak gini: lagu twinkle dinyanyikan solmisasinya jadi dodosolsollalasolfafamimireredo.. dst. Dan itu ya nggak cuma satu lagu itu, ada beberapa lagu lho yang mesti dilatih. Ish, kok mamanya yang jadi deg-deg an gini :D Tapi Bodhi pasti bisa kok kalau latihan :) #doa sendiri dalam hati hahaha
Nah, selasa kemarin ini saat les tiba-tiba ms.lenny menawarkan tiap anak maju ke depan satu-satu untuk memainkan satu partiture yang ditentukan. Yang mau ke depan diminta angkat tangan. Bodhi dapat giliran ke 5 dari total 6 anak peserta les hari itu. Soalnya telat melulu angkat tangannya. Tapi jadi bagus juga sih karena dia sudah lihat teman-temannya maju jadi dia makin semangat. Saat melihat anak-anak yang lain maju namun masih salah-salah memainkan partiturenya (yang mana sebenarnya bagi saya kemampuan dan keseriusan mereka lebih baik dari Bodhi), saya pun tidak berharap terlalu banyak. Asal Bodhi mau maju dan menyelesaikan lagunya, sudah lebih dari cukup. Eh tapi ternyata lumayaaaan banget, Bodhi lancar dan nggak tolah-toleh seperti biasanya. Nah kan bener, kalau dia serius sebenernya dia bisa. Kalau sama mama kok banyakan becandanya seeeh.
Saya sempat merekam, dan ini dia performance Bodhi kemarin :
Lumayan nggak? Lumayaaan dong.... hehehe
Oh ya sebenarnya saya sempat menimbang-nimbang untuk stop les musiknya ini lho, soalnya ngeliat Bodhi kok banyakan becandanya sih, nggak serius seperti beberapa temannya yang lain. Walaupun ada juga sih anak-anak yang banyak main-mainnya juga. Tapi ya namanya orang tua kadang timbul keinginan yang terlalu tinggi gitu deh. Maafkan mama ya Nak. Dan ternyata curhat itu ada gunanya juga ya, asal curhat sama orang yang bener. Soalnya ada orang tua anak yang saya ceritakan tentang Bodhi, dia juga merasakan hal yang sama dengan saya tapi solusinya dia adalah sepertinya akan stop aja karena sepertinya anaknya nggak suka dan nggak mau latihan di rumah. Padahal menurut saya si anak itu kalau di kelas lebih anteng dari Bodhi lho. Yah memang beda-beda mungkin ya, yang terlihat di permukaan tidak seperti yang sesungguhnya. Kalau dengan orang tua yang lain yang saya ajak cerita-cerita juga, saya mendapat sedikit kekuatan (halah) mendengar sarannya dia. Padahal anaknya ibu itu lebih aktif dari Bodhi tapi sama isengnya kayaknya, dan anaknya itu cewek :P Dia bilang, ya mungkin memang anak kita nggak akan jadi pemusik hebat, tapi tujuannya kita les-in musik kan bukan cuma itu yah. Ngelatih dia sabar, mau menunggu. Soalnya anak-anak saya sejak les musik, banyak perubahan di sikapnya. Trus selama cerita-cerita itu kok banyak banget miripnya Bodhi dengan anaknya ibu itu, terutama di jahil dan isengnya. Kayak ngubah-ngubah lyric lagu, atau disuruh belajar mendengarkan lagu yang berbahasa Indonesia, diubah-ubah ke bahasa Thailand lah, Jepang lah, Spanyol lah, hahaha. Lho kok denger cerita anak orang lain saya malah bisa ketawa, tapi pas Bodhi melakukannya kok saya gregetan ya??!! Duh duh duh.
Dan ada satu hal lagi yang saya petik dari pengalaman belajar musik dengan Bodhi (ehm iya dong saya mau gak mau ikutan belajar juga, walaupun rasanya kok mumet ya belajar musik itu, dasar dudul banget memang saya ini). Saya harus belajar 'melepas'. Melepas ego, melepas keinginan. Jangan berharap terlalu tinggi. Dijalani saja yang sudah menjadi pilihan. Seperti halnya memberikan Bodhi les musik adalah pilihan saya, karena saya yakin ini baik, maka saya harus konsekwen dengan apapun yang terjadi selama proses belajar itu. Dan ketika sudah bisa melepas, rasanya beban itu nggak ada. Dibawa senang saja, jadi nggak perlu ada drama berantem-berantem sama anak. Tapi latihan ya kudu tetep harus dong, lha sudah bayar mahal gitu, masak mau santai-santai. Tapi saya jadi berlatih memilih cara paling menyenangkan dan bijaksana untuk mengajak dia belajar dan latihan. Mikir dulu sebelum ngomong, pilih dulu kata-katanya. Dan rasanya kok jadi nggak capek ya, karena kita nggak  keluar kata-kata yang nggak perlu. Yang ternyata buang-buang energi. Lebih memeras otak, ya sudah pasti lah. Tapi daripada menyesal dikemudian hari karena kata-kata yang tidak sepantasnya didengar anak saya? Dan saya yakin, kalau saya latihan terus mengontrol kata-kata saya, itu akan menjadi kebiasaan jadi saya tidak perlu memeras otak lagi, karena sudah mengalir begitu saja kata-kata yang baik dan bijak. Tapi sampai detik ini, saya masih belum lulus. Masih mesti banyak latihan lagi :)

3 comments:

Anonymous said...

bisa jd pelajaran buat aku nih mbak, krn rencananya aku mau masukin alden ke sekolah musik yg sama :)

ternyata Bodhi iseng ya mbak? kalo liat foto2nya kok sepertinya kalem, malah keliatannya lebih isengan Citta haha

Mamana Clo said...

mampir kesini dari blog-nya debby hehee.. salam kenal ya..

anakku skg di JMC2, udah harus belajar pake 2 tangan lho.. selama ini yang dampingin papanya karena aku ga ngerti apa-apa soal musik.

menurutku sih gak pa-pa kalo pada akhirnya nanti stop les karena anaknya ga minat, yang penting kita udah usaha mengenalkan pada si anak dan kita jadi tau kalo dia emang ga minat di bidang itu..

selesai ujian JMC1 nanti biasanya udah agak kelihatan mana anak yang kira2 bakalan lanjut dan mana yang engga hehee..

semoga bodhi menikmati les musiknya :)

Luh Ayu said...

@debby: jangan percaya penampilan Bodhi, Deb :D
@Mamana Clo: Halo, salam kenal juga, makasi udah mampir :)
Seneng lho dapat saran dari mama Clo. Iya betul, saya juga nggak apa2 sih kalau sampai nanti ternyata Bodhi nggak lanjut les karena dia nggak menikmati. Tapi yang suka bikin bingung itu, anaknya becanda melulu tapi tiba2 dia bisa. Nah kalo gitu, sebenernya dia minat apa nggak ya? atau karena memang naturenya anak kecil itu, menyerap aja apa yang dia dengar, suka ataupun tidak. Sementara gurunya sendiri juga bilang, jangan berharap terlalu tinggi di usia segini ini, kasi aja mendengarkan terus nanti baru keliatan hasilnya. Nah nantinya itu mungkin di JMC2 itu ya :)