Sunday, November 15, 2009

Weaning With Love Ternyata Bukan Sekedar Teori

Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Proses yang sebelumnya pesimis bisa saya jalani, akhirnya datang di depan mata. Begitu memasuki bulan November, saya membatin "hmmm saatnya sudah tiba. Semoga saya sanggup, semoga Bodhi sanggup". Iya, bulan November bisa dianggap Bodhi memasuki usia 2 tahun. Masa menyusuinya sudah bisa diakhiri. Dan seperti yang selalu saya niatkan dan tekadkan dalam hati, proses mengakhirinya harus dengan damai, tanpa huru hara, tanpa perasaan yang terluka. Karena biar bagaimanapun saya harus bertanggung jawab, saya yang "memaksa" Bodhi untuk hanya menyusu ASI, saya yang membuat dia tergantung, maka saya harus bertanggung jawab mengakhirinya dengan indah. Terdengar terlalu mengawang-awang? mengingat begitu banyak cerita tentang menyapih yang diwarnai jerit tangis si anak, yang sampai 'mengganggu' ketenangan rumah dan waktu istirahat orang rumah bahkan mungkin tetangga. Jujur saja, dulunya saya pesimis. Apalagi melihat ketergantungan Bodhi, juga kalau mendengar komentar sekeliling seperti "wah ini bakalan sulit nih kalo disapih".

Tapi kembali saya mengingatkan diri sendiri, saya menyayangi Bodhi dan ini demi kebaikan dia di masa depan (saya tidak mau dia merasa tiba-tiba dirampas haknya, yang saya yakin ini akan menyakiti hatinya dan berdampak di masa depan, kita tidak pernah tahu bagaimana efeknya jadi sebisa mungkin saya hindari hal yang menurut saya bisa berakibat tidak baik). Akhirnya mulailah saya mengingatkan Bodhi setiap kali menyusuinya atau dia minta nenen, "Bodhi sudah 2 tahun lho....sudah TIDAK BOLEH nenen lagi". Reaksinya??? Kalo nggak cuma cengar cengir kadang nangis merengek. Semakin mendekati tgl 17 November, saya justru merasa makin pesimis. Bisa nggak yaaaaa. Saya perhatikan, kok setiap kali saya bilang tidak boleh nenen dia malah makin sakaw. Jadi bingung, gimana doooong.....
Akhirnya tgl 10 saya niatkan untuk hanya menyusui dengan yang kiri (juga karena ada hal lain yang belum bisa saya ceritakan saat ini), dengan harapan yang kanan semakin berkurang produksinya jadi mau nggak mau Bodhi tidak menyusu lagi dari yang kanan. Selain itu juga saya mikir, sakitnya bisa dicicil hehehe. Kalo bengkak dan sakit dua-duanya, ampun deh. Tgl 11 nov siang, untuk tidur siang dia masih perlu menyusu, tapi saya tetap ingatkan ini yang terakhir ya, nanti ngga nenen lagi. Sampai tanggal 11 malam, masih sukses mengalihkan perhatian dia setiap kali minta nenen. Dengan ngajak main, ngajak ngobrol, nonton acara kesukaan dia, menggambar, pokoknya apa aja deh yang penting dia lupa. Nah menjelang tidur malam, pertahanan saya jebol, dia ngga mau tidur dan bilang "mama bobok nenen..." begitu terus.... dan saya akhirnya nggak tega, dikasi lagi deh. Tapi masih bilang "nanti nggak nenen lagi ya..." dan dalam hati juga ngomong "semoga mama bisa kuat dan konsisten". Akhirnya dia tertidur, dan saya kemudian berdoa di altar mohon dukungan para Buddha dan Bodhisatva semoga dilancarkan prosesnya jika memang sudah saatnya. Tengah malam dia masih terbangun minta nenen, dikasi minum air ngga mau, dan nangis terisak-isak. Dia manggil-manggil "mama.....nenen. Maaaa....nenen Bodhi...". Trus waktu saya usap-usap punggungnya dan bilang "ngga nenen lagi ya Bodhi..." dia makin terisak-isak dengan air mata meleleh. Trus bilang "mama....nangis Bodhi, nenen...." Whoaaaa jebol pertahanan saya, ikut nangis deh huhuhuhuhu. Akhirnya???? Kasi lagi deeehhhh
Tapi cuma sebentar karena dia langsung tertidur.

Keesokan harinya, saya betul-betul bertekad untuk kuat dan konsisten dengan ucapan saya. Saya memohon di Padmasana di rumah, juga minta dukungan 'saudara' Bodhi, yaitu di tempat ari-ari nya ditanam, saya bilang tolong dibantu jika ini memang saat yang tepat. Nah mulai lagi perjuangan hari itu untuk mengalihkan perhatian Bodhi setiap kali ingat nenen. Dikasi mantau, dikasi UHT, tetep juga diajak main. Dan setelah 2 hari tidak disusui, yang kanan mulai keras dan terasa sakit. Dan entah kenapa, tiba-tiba saja saya terpikir untuk memberi tahu Bodhi. "Bodhi nenen mama keras dan sakiiit sekali, coba Bodhi sentuh." Trus disentuh deh oleh dia, lalu dia memalingkan muka dan bengong. Nggak lama kemudian dia inget nenen lagi, saya bilang nenennya keras dan sakit sayang.... Disentuh oleh dia, trus.....dia bilang "tutup mama". What??? saya sampe bengong?? nggak salah denger nih??? Jadi deh setiap kali dia inget nenen, saya pake jurus ini. Dan ajaib, dia jadi melengos. Kadang dia bilang,nenen atit.... Aduh nak, penuh pengertiannya dirimu.... terharu....
Kalau boleh memberi sekedar tips: karena ibu yang paling paham anaknya, maka ibu tahu bagaimana cara pendekatan terbaik dalam memberi pengertian, dan secara naluriah ibu tahu apa yang harus dilakukan dan diucapkan. Yang penting tenang, tidak panik dan yakin.

Sampai malam, Bodhi sukses nggak nenen. Tidurpun, dia tidur sendiri, cuma minta diusap-usap punggungnya dan dipijit jari-jari kakinya. Malamnya bangun, dikasi minum air putih, langsung tidur lagi. Sampai besok paginya, cuma sekali itu terbangun. Dan bangun paginya pun, yang biasanya manggil-manggil mama dan minta nenen juga mengalami perubahan, bangun sendiri, turun dari tempat tidur dan buka pintu kamar tidur, trus memanggil saya yang sudah ada di ruang bawah. DIa bilang "Mama Bodhi (bangun) bobok...." dan senyum-senyum...!!!! Aduh nak, kok jadi "mendadak gede" begini dirimu?
Begitu seterusnya, jadi resmi sejak tanggal 12 Nov, Bodhi lepas ASI, di usia 2 tahun kurang 5 hari. Nggak apa-apa kan ya? Masih bisa dapet sertifikasi S2 ASI kan? hehehe kalo nggak bisa pun ngga apa-apalah, pokoknya mama tahu ini saat yang tepat. Dan terbukti Bodhi sudah bisa mengerti. Mungkin kalau saya harus menyapih Bodhi jauh di bawah usia 2 tahun, saya akan lebih mellow dan Bodhi juga belum tentu secepat ini melepaskan ketergantungannya dari ASI. Sujud syukur untuk semua ini, yang terasa sangat indah dan tak terbayangkan bisa dilalui semulus ini.

Oh ya mungkin banyak yang berpikir kenapa sih saya mau repot-repot seperti ini menyusui sampai 2 tahun, trus saat menyapihnya juga akan lebih menantang karena si anak sudah 'tahu enaknya ASI'. Kalau soal menyusu sampai 2 tahun, sudah banyak yang paham lah ya alasannya kenapa harus sampai 2 tahun. kalau soal menyapih dengan tidak menggunakan cara-cara konvensional, seperti misalnya 'dicolekin yang pait-pait', 'dipisahkan ibu dan anaknya beberapa hari'. Untuk itu saya punya alasan sendiri, yang mungkin memang bukan pendapat ahli psikologi tapi saya hanya mengikuti naluri saya sebagai ibu. Saya tidak mau menambahkan cita rasa aneh di PD saya karena bagi saya itu sebuah kekerasan manipulatif, tidak jujur pada anak. Saya juga tidak mau dipisahkan dari anak saya saat proses menyapih, karena betapa kejamnya saya dan sama saja saya seperti bandar narkoba. Saya yang membuat dia ketergantungan, tapi saat dia sakaw saya menjauhinya. Justru saya ingin, saat dia sakaw saya dapat memeluknya, mengusap kepalanya, memberikan pengertian padanya, bahwa tidak menyusuinya lagi tidak mengurangi cinta dan sayang saya padanya. Dan itu memang saya alami, di tanggal 12 malam, saat dia terbangun dan ingat nenen, saya beri air putih dan bilang Bodhi bobok tanpa nenen ya....., dia memeluk saya, dan tertidur.... so sweet.... Dan kembali saya menangis, tapi kali ini menangis karena bangga pada jagoan kecil saya ini, yang tidak banyak ulah dan tingkah, dan menunjukkan pengertiannya di usianya yang baru 2 tahun!!!

Terdengar 'too good to be true"?? Hmmm untuk yang punya niat untuk menyapih dengan damai, percayalah tidak ada yang tidak mungkin selama niat, tekad dan usaha itu ada.
Cara orang tua melimpahkan kasih sayangnya kepada anak tidak bisa dibanding-bandingkan, karena saya percaya semua orang tua mencintai anaknya. Dan ini salah satu cara saya mencintainya.

3 comments:

Keke Naima said...

setuju. sy pun termasuk yg weaning w/ love u/ 2 anak sy :)

Luh Ayu said...

senang ya mba kalo bisa sukses weaning tanpa huru hara :)

boenda Aira said...

mba, salam kenal yaaa =)
inspiring bgt postingannya!

mudah2an aq bisa weaning with love deh, scara sak keluarga besar kl nyapih ya pake macem2 di PD nya

oiy, ijin ngelink ke blognya mba yaa =)