Tuesday, March 25, 2008

Komentar ajaib seputar ASI exclusive

Komentar 1:

Anaknya minum susu merk apa? (pertanyaan default ketika melihat baby Bodhi yang ndut)

Saya: Minum ASI aja bu…

Masa sih, ah ngga mungkiiiiin….

Komentar 2:

Anaknya udah dikasi makan bubur? (pertanyaan ketika mengetahui baby Bodhi sudah 4 bulan)

Saya: Belum bu, Bodhi kan ASI exclusive sampai 6 bulan, jadi belum perlu makanan tambahan selain ASI.

Aduh kasian banget anaknya, anak saya umur 2 bulan (bahkan ada loh yang baru sebulan-red) sudah saya kasi bubur. Anak saya fine-fine aja tuh.

Atau komentar lainnya:

Ya..ya..ya…awalnya 6 bulan ASI doang, nanti setahun, nanti dua tahun sekalian aja nggak dikasi makan anaknya, hihihihihi

(dalam hati saya berkata, yang kasian justru bayi ibu, dikala system pencernaannya belum siap dia sudah diberi makanan padat. Jadi nggak heran kalau banyak yang kita temui setelah besar mudah menderita maag, perut kembung)

Komentar 3:

Mbak sih bisa ASI exclusive, kan lebih banyak di rumah. Saya kan kerja, jadi repot sekali kalo harus tetap memberikan ASI exclusive, enam bulan pula.

Saya: Hmmm mau nggak mbak saya kenalin dengan ibu-ibu di AIMI yang sukses ASI exclusive, padahal kerjanya nggak jarang mesti keluar negeri berhari-hari. Atau mau yang deket di Bali sini? Ada teman sekantor saya dulu, sukses dengan ASI exclusive nya meskipun bekerja dari jam 8 sampai 5 sore.

Hmm….hmm…..hmm….ya bolehlah kapan-kapan (dan langsung mengalihkan pembicaraan ke topic lain).

Komentar 4:

Eh itu ribut-ribut soal susu formula berbakteri, pasti akal-akal an aja supaya program ASI exclusive sukses.

Saya: speechless

Kok ya yang bagus dan benar malah dibilang diakal-akalin, kok ya yang salah malah diterusin.

Tuesday, March 18, 2008

Mencukur Rambut Bayi

Pas usia 4 bulan kemarin, yaitu 17 Maret 2008, baby Bodhi digundulin :P Dipilihnya tgl 17 karena biar gampang diingat aja, bahwa pas usia 4 bulan dia digundul pertama kali.

Berbekal tips dari majalah Mother and Baby, maka dimulailah proses mencukur rambutnya. Iya pertama kali memang mesti dicukur sependek mungkin, setelah itu barulah dicukur habis dengan pisau cukur biar licin tandas hehehe.

Nah alat-alat yang dipersiapkan adalah sebagai berikut:

1. Baskom berisi air hangat

2. Gunting rambut

3. Pisau cukur yang masih baru

4. Cairan antiseptic (kalau-kalau luka), tapi untuk bodhi Cuma saya siapkan kapas dan air hangat

5. Handuk dan lap bersih.

6. Sikat rambut bayi (ini ditambahin sendiri karena berguna untuk membersihkan sisa-sisa rambut)

Sebelum mencukur sebaiknya rambut bayi dikeramasi dulu, jika seandainya terjadi luka akan meminimalkan reaksi infeksi. Tidurkan bayi dalam gendongan dengan posisi kepala di atas siku kita, recommended banget nih. Jangan mencukur saat dia terbangun, terlalu beresiko terluka karena dia akan banyak gerak. Kemudian usap rambutnya dengan kapas basah untuk melembabkab sehungga gampang dicukur. Gunting sependek mungkin rambutnya engan gunting cukur, setelah itu barulah gunakan pisau cukur untuk membersihkan sisa rambutnya. Dalam tahap ini kemungkinan besar kita memerlukan bantuan orang lain untuk menggendong bayi kita karena kita perlu meregangkan lipatan kulit kepala dengan jari telunjuk dan jari tengah, baru kemudian mencukurnya. Lakukan pelan-pelan ya, jangan kejar target, karena seperti pengalaman saya perlu beberapa tahap sampai kulit kepalanya bersih. Pelan-pelan aja daripada baby kita terluka. Oh ya setiap kali mencukur dan pisau cukur terasa sudah penuh rambut, rendam dan goyangkan dalam baskom berisi air hangat tadi sampai bersih kemudian keringkan dengan lap.

Seandainya terjadi luka kata si mother and baby sih jangan panik, keringkan kulit kepala bayi jika masih basah lalu oleskan cairan antiseptic dengan cotton bud. Tapi syukur proses cukuran bodhi kemarin itu lancar dan bebas luka. Pokoknya kita mesti PeDe, pasti sukses walaupun merupakan pengalaman pertama kalinya.

Oh ya mungkin ada yang bertanya, perlu ga sih bayi digundulin. Hmmm itu sih terserah mommy nya masing-masing yah. Kalo saya sih mempertimbangkan alas an medis, yaitu rambut bayi perlu dicukur untuk membersihkan lemak di kepala yang berasal dari saat di dalam rahim ibu. Selain itu pengen tahu rambut aslinya juga hihihi, mudah-mudahan lebih indah dari rambut ibunya yang bergelombang tak jelas ini hihihihi.

Monday, March 17, 2008

Bayi tidur pakai bantal, perlu nggak sih?

Saat mempersiapkan kelahiran bayi, apalagi yang pertama, saat ngubek-ngubek toko perlengkapan bayi bisa dipastikan bantal bayi (untuk kepala dan guling) ada di sana. Biasanya bantal kepala bayi itu ada lubang atau cekungan di bagian tengahnya. Katanya sih bertujuan untuk mencegah kepala bayi tidak peyang (bentuknya tidak bundar indah sesuai harapan hehehehe).
Sayapun membelinya sebagai perlengkapan standard sebelum kelahiran buah hati kami. Dan ternyata saat melahirkan Bodhi dapat 2 set kado lagi yang berupa bantal dan guling bayi. Nggak apa double kan bisa jadi cadangan kalau yang satu nya di cuci atau di jemur.
Sampai satu bulanan lebih Bodhi menggunakan bantal bayi itu meskipun sudah keliatan kalau dia tidak suka atau mungkin tidak nyaman ya. Karena kepalanya sering digerak-gerakkan kiri kanan dan kemudian saat dia makin besar kira-kira satu setengah bulanan, yaitu saat dia mulai bisa menggerak-gerakkan bahunya dengan lebih kuat, kejadiannya adalah saya mendapati Bodhi sudah tidak pakai bantal. Mungkin karena Bodhi ndut yah, lehernya berlipat-lipat sehingga memakai bantal malah menyusahkan dia bernafas. Dan sesungguhnya untuk saya sendiri bantal bayi itu menyulitkan saat menyusui dengan posisi tidur (ini saya sadari setelah Bodhi tidak pakai bantal bayi lagi).
Nah daripada pake bantal tapi keliatannya bayi saya nggak nyaman, ketika Bodhi berusia tiga bulan (sekarang dia sudah 4 bulan tgl 17 maret kemarin) saya lepas sepenuhnya bantal bayi itu. Saya hanya menggunakan kain bedongnya yang dilipat-lipat sehingga berbentuk persegi panjang untuk alas kepalanya. Nggak diduga hasilnya malah bagus banget. Bukan untuk bentuk kepala ya, karena kepala bayi kan masih bisa berubah-ubah lagi bentuknya. Tapi lebih ke kenyamanan tidur nya. Dia jadi jarang kaget saat tidur, makin pulessss. Dan berefek juga ke kegiatan menyusui, jika sebelumnya saya memerlukan paling sedikit 2 bantal untuk kepala, satu guling untuk menyangga punggung saya dan satu guling bayi untuk menyangga badan Bodhi, maka sekarang saya cukup pakai satu bantal kepala, guling pun hanya kadang2 dipakai kalau saya sudah terlalu mengantuk untuk menahan badan (takut terguling kalo nggak diganjal, hehehehe).
Nah seperti biasa juga, setiap hal baru selalu saya cari info-info nya di internet dan dari hasil browsing ternyata pemakaian bantal bayi sebenarnya tidak lah diperlukan. Kalau untuk alasan kepala peyang itu tidak ada bukti sama sekali, karena justru dengan tidak memakai bantal perkembangan kepala bayi lebih bagus dan secara bentuk juga lebih mendekati bulat sempurna. Itu menurut pengalaman ibu-ibu yang nulis di blog mereka atau berdiskusi di milis. Selain itu juga untuk keamanan bagi bayi yang banyak gerak seperti Bodhi, kalau balik dari tengkurap misalnya trus ketemunya bantal bisa sesak napas (amit-amit). Dan juga ternyata ada dokter yang tidak menyarankan pemakaian bantal sampai umur 1 tahun.
So, pake bantal bolong untuk mencegah kepala peyang sepertinya masih cuma mitos ya.

Friday, March 14, 2008

Susu Formula Memang Tidak Steril

Penemuan para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengenai adanya Enterobacter SAkazakii dalam susu formula anak-anak dan bubur bayi cukup menghebohkan masyarakat. Temuan ilmiah berharga ini ternyata disikapi secara tidak etis dan tidak profesional oleh pejabat Departemen Kesehatan.

Sebenarnya hasil penemuan itu tidaklah mengejutkan karena United States Food and Drug Administration (USFDA) telah melansir penemuan prevalensi kontaminasi di sebuah negara terhadap 141 susu formula dan didapati 20 (14%) kultur positive E SAkazakii. Dari berbagai penelitian sebenarnya WHO,USFDA,dan beberapa negara maju lainnya menetapkan susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersialyang steril. Susu formula cair yang siap saji dianggap sebagai produk komersial yang lebih streril karena melalui proses pemanasan yangh cukup.

Untuk tulisan lebih lengkapnya, tunggu yah saya cari dulu dari Kompas online :)
Capek euy ngetiknya karena saya ambilnya dari Kompas cetak. Pokoknya kita harus bijak deh, jangan terlalu lengah jangan juga terlalu panik dengan kejadian ini, lebih baik ditelusuri dan cari info sebanyak-banyaknya. Kalau dari pemerintah kita nggak beres infonya, cari info dari negara lain yang lebih concern dengan kesehatan rakyatnya. Kan ada internet.... hehehehe. Dan pokoknya untuk bayi kita yang terbaik adalah ASI, jadi nggak usah ikut-ikutan mumet kan, tapi tetep ikut prihatin dan mencari solusi terbaik.

Sunday, March 9, 2008

PIJAT BAYI – Bodhi sukaaa sekali

Buku mengenai pijat bayi sudah saya beli sejak masih hamil, setelah ikut seminar breastfeeding di RSIA Puri Bunda Denpasar. Disebutkan manfaat pijat bayi, selain untuk meningkatkan nafsu makan bayi, menguatkan ikatan antar ibu dan bayi, meningkatkan kualitas tidur bayi (dan secara tidak langsung kualitas tidur ibunya ya :P), juga untuk meningkatkan produksi ASI. Karena sering ditemukan saat si ibu memijat bayinya, ASI nya pun turut menetes deras. Wow…ajaib ya.

Setelah Bodhi lahir dipraktekkanlah semuanya yang selama ini Cuma diketahui secara teori. Oh ya saya memakai metode yang dipakai oleh ibu dr.Utami Rusli yang pakar laktasi dan habis-habisan memperjuangkan inisiasi menyusui dini (beliau ini mertuanya Tiara Lestari lho, hehehe intermezzo aja). Dari pertama dipijat, Bodhi sudah enjoy banget dan sepertinya senang. Terbukti sepanjang dipijat dia tak lepas-lepas memandangi wajah mamanya sambil tersenyum-senyum. Dan sampai sekarangpun setiap kali saya ijin akan memijatnya, dia akan memandangi wajah saya (yang itu artinya dia bersedia dan sedang mood dipijat), dan begitu hitungan satu, dua, tiga sampai enam terdengar dia akan melonjak-lonjakkan badannya sambil terkekeh-kekeh tertawa. Kaki mungilnya diangkat-angkat. Pokoknya kita have fun melewati massage moment itu. What a wonderful moment. Kalau bosan dengan hitungan satu dua tiga yang datar saja, maka saya akan bernyanyi nyanyi sesuka saya, dan Bodhi tetap suka hihihihi.

Apa dong hasilnya? Selain bisa hahahihi dengan my baby, di hari pertama pijat dia sampe ketiduran di bak mandinya hihihi. Selanjutnya sih nggak begitu lagi, tapi dia relative tidur lebih nyenyak di siang hari. Apalagi di malam hari, bangun Cuma dua kali untuk menyusui kalo udah kenyang ya bobok lagi dengan lelapnya. Jadi si mama dan papa juga bisa tidur nyenyak ya sampe pagi karena ga perlu terlalu sering bangun.

Jadi untuk moms yang lain yang belum mencoba atau ragu-ragu akan manfaat pijat bayi, dihapus deh keraguannya dan segera dimulai pijat bayinya. Pasti menyenangkan, dijamin J

Yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan anak.

Dibuang sayang. Dikliping juga makan tempat dan sering tercecer. So, disimpen di blog aja. Siapa tahu berguna juga buat orang tua lainnya.

*diambil dari fitur klasika Kompas, minggu 9 maret 2008.

Yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan anak.

Si Putri kok cerdas dan pintar ya? Si Badu kok agak lambat dan nggak maju-maju ya pelajarannya? Si Putra kok tanggap sekali ya? Dan banyak kok lainnya.

Seringkali hal tersebut dilontarkan oleh orang tua yang kurang puas dengan kondisi dan kepintaran yang dimiliki oleh putra putri mereka. Padahal disadari atau tidak, orang tua sebenarnya memiliki peran yang cukup besar untuk mengembangkan kecerdasan anak. Bahkan boleh dibilang orang tua merupakan guru perdana bagi mereka.

Seorang anak adalah peniru ulung orang tuanya. Semua kegiatan dan kebiasaan-baik atau buruk- bisa mereka tiru dengan mudahnya. Jadi jangan terburu menyalahkan anak bila mereka melakukan sesuatu yang kurang berkenan. Bisa jadi, mereka hanya meniru tingkah polah kedua orang tuanya.

Kecerdasan pada dasarnya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu kecerdasan mental dan dan intelektual. Peran orang tua untuk mengembangkan kecerdasan anak pun cukup besar. Untuk mengembangkan kecerdasan mental ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua, yaitu antara lain:

  1. Menyediakan waktu luang, baik untuk bermain atau sekedar menemani kegiatan mereka sehari-hari, sebanyak mungkin. Anak-anak bukan hanya membutuhkan kualitas pertemuan, namun juga kuantitas pertemuan.
  2. Menyediakan mainan yang bisa menarik perhatiannya. Ada baiknya jika orangtua menyediakan permainan edukatif yang berguna untuk perkembangan kecerdasannya.
  3. Sesering mungkin bicara dan memujinya. Dengan memuji mereka, anak akan merasa dihargai dan tertantang untuk mlakukan perbuatan yang lebih baik.
  4. Melatih imajinasi dengan membacakan cerita.
  5. Sebanyak mungkin anak diberi kesempatan meraba,memegang dan menyelidiki sekitarnya.

Sementara untuk mengasah dan mengembangkan kecerdasan intelektualnya, hal-hal yang dapat dilakukan orang tua antara lain adalah:

  1. Membaca sambil bermain
  2. Sebanyak mungkin menyediakan buku-buku bagi mereka agar mereka tegerak untuk suka membaca.
  3. Sesering mungkin mengunjungi toko buku atau perpustakaan untuk memancing minat baca mereka.
  4. Memanfaatkan rasa ingin tahu anak.

APAKAH SAYA MEMANJAKAN BAYI SAYA?

“Aduh itu bayinya kok sering digendong sih. Ntar bau tangan lho, kalo keseringan digendong dan bisa manja nantinya”. Sering ya denger kalimat seperti itu?

Apaan sih bau tangan? Bayinya nggak pernah mandi kali ya sampe bau tangan gitu. Hehehe bukan itu deng maksudnya. Maksudnya tuh bayinya keenakan digendong jadi ga mau main sendiri lagi, ga mau ditaruh, ditaruh bentar udah mewek…nangis. Dan pada akhirnya ibunya atau pengasuhnya lah yang kerepotan karena nggak bisa ngambil kerjaan lain, karena mesti gendongin bayi terus.

Baby Bodhi awal-awal kelahirannya juga gitu, sampe saya khawatir, apalagi banyak mendengar intimidasi bau tangan itu. Berhubung saya masih bego soal ngurus bayi tapi gak mau dibego-begoin, saya search di internet. Dari keyword, manja, gendong sampe bau tangan saya cari. Hasilnya?? Sungguh berbeda dengan mitos-mitos bau tangan itu dan terus terang saja sangat melegakan. Secara garis besarnya, para ahli bilang, nggak ada itu bayi bau tangan. Justru bayi yang puas mendapat dekapan orang tuanya saat ia membutuhkan (bayi menangis, tentu itu indicator dia butuh dekapan bukan?) akan menjadi anak yang lebih berani, percaya diri dan tidak manja setelah besar nanti. Kalau secara logika saya itu lebih masuk akal. Dan secara pengalaman saya yang puas digendong sewaktu kecil (saya gak inget sih, tapi ini kata ibu saya), toh ketika besar saya bukan anak manja, malah saya jadi ingin mencoba-coba dan malah sering dilarang karena nekat hehehe. Nah kalau waktu kecil saya kurang dekapan kasih sayang, pasti saya akan terus dan terus mencari kasih sayang itu bukan? Pada akhirnya saya akan selalu cari perhatian ke orang tua saya supaya tercukupi keinginan saya digendong itu. Pada akhirnya saya jadi anak rewel dan malah inginnya nempeel terus dengan ibu saya. Hmmm itu sih pengalaman dan pendapat pribadi saya ya, bisa jadi orang lain mengalami hal yang berbeda, secara tiap individu itu memang sudah unik dari sononya.

Saya sih memang tidak menelan mentah-mentah setiap info yang saya ambil dari internet, saya modifikasi sendiri disesuaikan dengan kondisi saya sendiri sebagai ibu dan tentu saja kondisi bayi saya. Pokoknya saya yakin banget, cara mendidik anak pasti berbeda dari setiap orang tua, sesuai kondisi, keadaan.

Naaah beberapa waktu yang lalu saya ketemu artikel di majalah Mother and Baby Indonesia. Cukup OK buat bahan referensi, namun pada akhirnya ya kembali ke pribadi si ortu dan anaknya masing-masing ya.

0-6 bulan:

DI usia ini bayi Anda belum menyadari bahwa ia adalah pribadi yang terpisah dari Anda. Perhatian dan kasih sayang adalah hal utama yang ia butuhkan.

Jika ia menangis
Tangis bayi adalah tanda ia tengah merasakan sesuatu yang tidak enak, dan ia berusaha mengatakannya kepada Anda. JIka Anda langsung meresponnya begitu ia menangis, apakah itu karena ia lapar, perlu ganti popok atau sekedar ingin dipeluk, itu justru akan membuatnya merasa aman dan tenang. Sebaliknya, jika anda biarkan saja ia menangis, ia akan merasa diabaikan, sedih dan kelak akan menjadi lebih tergantung pada Anda, atau yang kerap disebut “manja”.

Kebutuhan Menyusu
Rata-rata ibu akan selalu berusaha memenuhi jadwal menyusui bayinya tepat waktu, baik secara langsung maupun melalui botol. Apa yang Anda lakukan itu bukanlah bentuk memanjakan anak, melainkan tanggung jawab anda sebagai ibuj untuk peka terhadap kebutuhannya.

Cium, Peluk dan Gendong
Sebagai ibu baru,mungkin ANda terkadang merasa terlalu banyak memeluk dan menggendong si kecil, dan Anda takut hal itu akan membuat si kecil menjadi manja danmaunya digendong terus kemana-mana. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa kontak fisik seperti itu tak akan membuat anak menjadi manja. Saat dipeluk dan digendong, anak anda justru merasa aman dan tenang. Saat ia sudah lebih besar nanti, ia akan lebih siap Anda tinggal dan ia akan mampu menghibur dirinya sendiri.

6-12 BULAN

DI masa ini bayi anda tetap butuh banyak cinta dan ciuman, tapi ia juga sudah harus mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan keluarganya. Saat ini, memperkenalkan beberapa rutinitas dan larangan akan membantunya untuk mencegah sikap yang nantinya akan menyulitkan Anda berdua.

Lengket pada Anda
Di sekitar usia Sembilan bulan, anda mungkin akan mendapati bayi anda menjadi lebih penuntut dan tergantung pada Anda. Ini karena ia telah sadar bahwa Anda adalah individu yang terpisah dengannya, dan ia takut hal itu akan membuat anda sewaktu-waktu pergi darinya dan tidak kembali lagi. Cara terbaik untuk mengatasi saat sulit ini adalah memberinya banyak pelukan dan perhatian. Ketergantungan anak di masa ini tidak akan menjadikannya anak mama yang manja di kemudian hari. Menurut dr Spungin, seorang psikolog anak dari Inggris, yang terjadi malah akan sebaliknya. Ada bukti bahwa bayi yang orangtuanya bersikap hangat, bonding dan sentuhan fisik dengan mereka di tahap ini akanmembuat si kecil merasa lebih aman menghadapi masa depan.

Rutinitas
Inilah saatnya untuk mulai membangun satu rutinitas bagi bayi anda, tapi anda harus dapat menerapkannya secra konsisten. Perkenalkan kapan saja waktu ia makan, tidur siang, bermain dan tidur. Secara halus hal ini akan mengingatkan dia bahwa ada aturan yang jelas dan harus diikutinya di rumah, tapi ia tak perlu khawatir karena Anda tetap selalu berada di dekatnya.

· Dikutip dari Mother and Baby Indonesia edisi Maret 2008

Saturday, March 8, 2008

Nyepi di Bali dengan Bayi

Selamat hari raya Nyepi!
Nyepi tanggal 7 Maret 2008 yang lalu adalah pengalaman Nyepi pertama bayi kami Bodhi, tentu saja pengalaman pertama kami juga dengan tambahan anggota keluarga baru.
Seperti diketahui Nyepi di Bali tidak boleh menyalakan lampu atau peralatan elektronik, tidak boleh bepergian, tidak boleh bekerja, tidak boleh bersenang-senang satu hari penuh. Bagaimana kalau punya bayi? Yang paling sulit tentu tidak boleh menyalakan lampu itu ya. Karena bayi tentu saja akan kebingungan jika dalam suasana yang gelap gulita, bisa-bisa nangis kenceng deh dia, eh malah bikin keributan di hari yang seharusnya sunyi senyap itu kan? hehehe.
Nah gimana dong caranya? Kalau di Bali, keluarga yang memiliki bayi atau batita (yang biasanya masih sulit diberi pengertian kenapa mesti gelap-gelapan) boleh menyalakan sebuah sumber cahaya dengan catatan cahayanya tidak sampai terlihat keluar rumah karena akan mengganggu kekhusyukan warga lain yang sedang menjalani Nyepi. Biasanya keluarga tersebut akan menempelkan tulisan ada bayi, sebagai informasi untuk pecalang (polisi adat) kalau-kalau saja cahayanya masih terlihat sampai ke luar rumah. Tapi karena papa nya Bodhi nggak sreg dengan cara seperti itu (lagian rasanya belum rela gitu nulis "Ada Bayi" di depan rumah, kok seperti nempel tulisan "Ada anjing galak" heheh maap yah), maka ditempuhlah cara yang sebenarnya memang dianjurkan. Kami melapor ke kelian adat (ketua adat - red) untuk menginformasikan bahwa di rumah kami ada bayi sehingga tidak bisa sepenuhnya mematikan semua sumber cahaya di rumah. Kelian adat kemudian meminta foto copy KTP untuk diberikan kepada ketua pecalang.
Setelah beres dengan urusan administrasi itu, di rumah kami juga berstrategi agar Bodhi bisa melalui malam hari saat Nyepi dengan nyaman dan kami tetap tidak mengganggu warga lain. Hasilnya, Bodhi bisa melewati Nyepi dengan nyaman, nggak nangis, malah main sambil ketawa-ketawa meskipun dengan penerangan seadanya, eh ya dia malah seneng banget ngeliat ada bayangan-bayangan yang ditimbulkan oleh cahaya lampu tidurnya. Trus bobo nya nyenyaaaak karena kalau Nyepi udara menjadi lebih nyaman, karena polusi udara dan suara sama sekali zero :) eh masih ada ding kicauan-kicauan burung, plus gonggongan si doggie kalo ada pecalang yang lewat depan rumah. Tapi Bodhi nggak ngaruh tuh, bobok aja dia dengan nyamannya.

Bedong dan gurita bayi ala Bodhi

Kata orang tua bayi harus dibedong. Tujuannya supaya kakinya tidak tumbuh bengkok dan senantiasa merasa hangat sehingga saat tidur tidak sering terbangun karena kaget. Serasa ada yang memeluk mungkin ya.
Kata para ahli, bedong tidak perlu bahkan tidak baik untuk perkembangan tulang kaki bayi. Kalau mau hangat cukup dipakaikan baju yang tidak terlalu terbuka tentunya.
Sedangkan menurut pengalaman saya, antara kata orang tua dan pendapat para ahli itu bisa dikombinasikan. Mungkin ini juga perpaduan antara kontroversi bedong dan gurita bayi ya. Kalau bayi membutuhkan kehangatan, itu saya setuju banget. Apalagi untuk bayi baru lahir, tentu dia butuh adaptasi setelah keluar dari tempat tinggalnya yang lama di dalam perut yang senantiasa hangat itu. Namun kalau untuk meluruskan kaki bayi, hmmm saya juga tidak setuju karena bayangkan saja kalau dilakukan terhadap diri kita sendiri. Saat ingin menendang eh keserimpet bedong, nggak enak kan hehehe. Selain juga tidak baik untuk perkembangan gerakan motorik bayi. Itu menurut saya. Sedangkan untuk gurita bayi, tidak saya pakaikan selain ribet dengan tali-talinya itu, tujuannya kan katanya untuk mencegah perut bayi tidak menjadi gendut. Karena berdasarkan buku-buku dan info yang saya baca, perut bayi pasti keliatan buncit karena ukuran badan bayi yang memang masih lebih kecil dari ukuran sistem pencernaannya, ya wajar kalau 'terlihat' buncit, tapi itu akan berubah seiring semakin besarnya badan si bayi.
Untuk baby Bodhi saya tidak memakaikan bedong apalagi gurita bayi. Karena boro-boro pake bedong, diselimuti saja tidak sampai hitungan 5 menit, selimutnya sudah tidak karuan bentuknya karena akan ditendang oleh dia. Jadi untuk menghangatkannya saya pakaikan saja celana tidur yang panjang sebagai pengganti bedong, daaaan saya tamban selembar kain, biasanya saya pakai kain alas yang bahannya seperti kain kasa tapi lebih lembut dan hangat untuk diselimutkan di perutnya. Caranya saya lipat kain tersebut kira-kira selebar perut dia (maksudnya menutupi dari bawah tulang dada sampai di bawah pusar. Saya tutupkan ke perutnya, tidak perlu dieratkan tentunya, asal nempel aja. Lalu saya tutupi dengan bajunya. Hasilnya, Bodhi yang awalnya sering kagetan di saat tidur, menjadi lebih tenang bahkan sangat nyenyak tidurnya.
Nah ide ini saya dapatkan tidak begitu saja tentunya. Awalnya dari bayi saya yang sering menggeliat-geliat setiap kali tidur, terkesan tidak tenang gitu deh. Nah kalau saya sentuh badannya atau saya pegangi perutnya (awalnya karena saya khawatir dia kembung), eh kok dia malah jadi tenang. Berhubung lama-lama pegel juga kalau megangin terus, selain itu kalo kitanya ketiduran bahaya juga ya,kalau tangan masih di atas perut dia, takutnya perutnya jadi sakit, muncullah ide di tengah malam buta ini. Dan menakjubkan, ide ini bekerja dengan baik untuk Bodhi hehehe. Mungkin moms yang lain bisa menerapkannya juga, siapa tahu membantu.